Urus Izin Kena Tuduh Kristenisasi, Buka Dapat Fitnah Islam Garis Keras
Jumat, 11 Februari 2011 – 08:08 WIB
Rupiah dari unit usaha itu sebagaian untuk menambal biaya operasional sekolah dan sebagian kecil untuk uang saku para murid yang bekerja. "Konsep sekolah wirausaha itu membuat sebagian murid dan alumni sudah bisa mandiri, bahkan membantu keluarga," ujar Ko Jul.
Dia mencontohkan Haris, salah satu murid asal Madura yang ayahnya bekerja sebagai tukang becak. Dari uang saku di SPI, Haris kini bisa membantu biaya sekolah adiknya.
Ke depan, Ko Jul berangan-angan SPI menjadi teladan bagi siapa saja yang mendambakan kedamaian dari perbedaan. "Kalau mau membantu, nggak usah lihat agamanya apa, sukunya dari mana. Asal dia manusia, mari kita bantu," ajaknya. (*/c2)
Tanpa banyak pencitraan, semboyan bangsa "berbeda-beda, tapi tetap satu jua" dipraktikkan bertahun-tahun di sebuah sekolah di lereng Pegunungan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor