Urus Izin Kena Tuduh Kristenisasi, Buka Dapat Fitnah Islam Garis Keras

Urus Izin Kena Tuduh Kristenisasi, Buka Dapat Fitnah Islam Garis Keras
TELADAN: Julianto Eka Putra (tengah) bersama para murid SMA Selamat Pagi Indonesia dari berbagai suku dan agama di kompleks sekolah Bumiaji, Batu, Jawa Timur. Foto : Abdul Rokhim/Jawa Pos

Terbantahkannya aneka isu negatif itu membuat SPI semakin diterima masyarakat. Kini, Ko Jul dan pengurus sekolah serta para donatur fokus agar SPI terus berkembang. Maklum saja, biaya operasional SPI sangat besar. Itu karena para murid didatangkan dari seluruh provinsi di Indonesia tanpa biaya.

"Kami tidak pakai kriteria-kriteriaan, seperti harus pintar, harus ganteng, dari agama apa, golongan apa, dan sebagainya. Yang penting, mereka dari keluarga tidak mampu dan punya motivasi kuat ingin maju," ujarnya. Rekan-rekan usaha Ko Jul yang melakukan verifikasi dan merekomendasikan untuk diterima di SPI. "Setiap tahun kami menargetkan terima 35 murid baru," ujarnya.

Murid yang terpilih akan mendapat biaya pendidikan dan kebutuhan hidup mulai makan, pakaian, dan tempat tinggal selama mereka menuntut ilmu hingga lulus. Tahun lalu SPI berhasil meluluskan 26 siswa angkatan pertama. Dari jumlah itu 19 anak pulang ke kampung halaman dan tujuh siswa bertahan di SPI untuk mengembangkan unit-unit usaha.

"Kami memang mengembangkan produksi keripik snack, minyak angin, pelatihan SDM, serta kawasan rekreasi edukatif Kampung Kidz," urai Ko Jul. Aktivitas di unit usaha itu dilakukan setelah kegiatan belajar serta pada saat libur Sabtu, Minggu, dan hari besar nasional.

Tanpa banyak pencitraan, semboyan bangsa "berbeda-beda, tapi tetap satu jua" dipraktikkan bertahun-tahun di sebuah sekolah di lereng Pegunungan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News