Urus Izin Kena Tuduh Kristenisasi, Buka Dapat Fitnah Islam Garis Keras

Urus Izin Kena Tuduh Kristenisasi, Buka Dapat Fitnah Islam Garis Keras
TELADAN: Julianto Eka Putra (tengah) bersama para murid SMA Selamat Pagi Indonesia dari berbagai suku dan agama di kompleks sekolah Bumiaji, Batu, Jawa Timur. Foto : Abdul Rokhim/Jawa Pos

Namun, tekad dan kerja keras arek Suroboyo asli yang lahir 39 tahun lalu itu perlahan-lahan membuat orang-orang terdekatnya yakin. "Dari semula menentang jadi mendukung, bahkan rela memotong lima persen penghasilan untuk sekolah ini," ungkapnya. Untuk membeli tanah dan bangunan, Ko Jul mengaku menghabiskan dana sekitar Rp 9 miliar.

Ketika fisik sekolah sudah siap, kendala lain muncul. Izin dari dinas pendidikan sempat terkatung-katung hampir satu tahun. Penyebabnya, muncul isu bahwa Ko Jul dan teman-teman melakukan gerakan Kristenisasi. "Namun, Tuhan selalu punya cara menolong kami. Atas bantuan tokoh-tokoh pendidikan dan pemuka Muhammadiyah dari Universitas Negeri Malang dan Universitas Muhammadiyah Malang, seperti Ibu Ratih Juliati dan Profesor Nyoman Degeng, isu itu hilang dan izin keluar," ujarnya.

Akhirnya SPI bisa memulai kegiatan pada tahun ajaran 2007/2008. Namun, beberapa bulan beroperasi, lagi-lagi rumor tak sedap kembali muncul. Karena lokasi sekolah di lereng bukit dan tidak tampak langsung dari jalan utama Bumiaji?Selecta, kembali ada rumor bahwa SPI adalah sekolah eksklusif Islam garis keras.

Maklum saja, Kota Batu sempat menjadi berita seantero nusantara karena dijadikan persembunyian gembong teroris Dr Azhari. "Lagi-lagi dengan pendekatan kekeluargaan dan membuka diri kepada siapa saja yang ingin tahu, isu itu akhirnya hilang," ujar Ko Jul.

Tanpa banyak pencitraan, semboyan bangsa "berbeda-beda, tapi tetap satu jua" dipraktikkan bertahun-tahun di sebuah sekolah di lereng Pegunungan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News