Usaha Mebel Jepara Meredup

Usaha Mebel Jepara Meredup
Usaha Mebel Jepara Meredup
JEPARA - Peneliti Center For International Fouretry Research (CIFOR), Sulthon Al Amin mengatakan, industri furniture telah menjadi sumber pendapatan di Jepara selama bertahun-tahun. Tetapi, berdasarkan survey tahun 2010 jumlah unit usaha mebel di Jepara terus mengalami penurunan sebesar 20 persen dari tahun 2005 yakni menjadi 11.597 unit.

CIFOR merupakan salah satu dari 15 pusat penelitian dalam kelompok konsultatif bagi Penelitian Pertanian International (Consultative Group On International Agricultural Research). "Penurunan terbesar dari 12.763 unit di tahun 2005 menjadi 8.289 unit di tahun 2010 atau sebesar 35 persen," kata Sulthon di Jepara The Word Carving Centre, Rabu (13/7).

Padahal kata Sulthon, usaha mebel memberikan kontribusi sekitar 27 persen perekonomian daerah yang terkenal dengan seni ukir ini. Parahnya lagi kata dia, distribusi nilai tambah yang didapat para pelaku industri mebel dikuasai oleh pemain asing yang  menikmati sekitar 61 persen  permeter kubik bahan baku, sedangkan pemain lokal seperti petani hutan, penjual kayu, pengrajin mebel dan eksportir didalam negeri hanya memperoleh sekitar 38.9 persen.

Sementara itu lanjut Sulthon lagi, pengrajin kecil sendiri hanya memperoleh sekitar 3,6 persen dari distribusi nilai tambah tersebut. "Walaupun lebih banyak pelaku industri mebel di tingkat pengrajin (UKM) tetapi distribusi nilai tambahnya tidak banyak dirasakan oleh pengrajin tapi lebih kepada perusahaan besar yang menampung produk hasil pengrajin kecil," tandasnya.

JEPARA - Peneliti Center For International Fouretry Research (CIFOR), Sulthon Al Amin mengatakan, industri furniture telah menjadi sumber pendapatan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News