Ustaz: GMT Dekat dengan Akhir Zaman, kok Bersenang-senang?
jpnn.com - JAKARTA - Massa dari Aliansi Masyarakat Palembang Darussalam juga tak menyetujui Festival Gerhana Matahari Total (GMT) 2016. Koordinator Lapangan, Tri Resta Yogias mengatakan, harusnya yang ditampilkan itu budaya Sumsel.
Sebelum tiba di Kantor Gubernur Sumsel, massa sekitar 150 orang itu melakukan longmarch dari Simpang Cinde menuju Kantor Gubernur.
Ustaz A Taufik Hasnuri, ulama Sumsel menjelaskan, dalam ajaran Islam sudah dijelaskan “ketika kalian melihat hilal gerhana matahari total maka perbanyaklah ibadah dan bertaubat”.
"Lakukan shalat gerhana, perbanyak sedekah, istigfar, puasa, dan lakukan hal-hal positif lainnya karena GMT sangat dekat dengan akhir zaman,” pesannya.
Karena itu dia menyelesalkan saat GMT ada festival yang identik dengan senang-senang. "Itu tidak benar dan menyalahi, karena tidak sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW dan lupa dengan akhirat. Harusnya moment gerhana menjadi bahan renungan dan hati-hati. Bisa saja Allah menurunkan azab-Nya," tukasnya.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumsel, H Sodikun didampingi Forum Umat Islam (FUI) Sumsel, Umar Said ikut menegaskan, pihaknya melarang kegiatan mengandung syirik saat GMT, baik itu pertunjukan ogoh-ogoh, ruwatan, dan lainnya yang tidak sesuai ajaran Islam.
Mestinya, Palembang yang mayoritas umat Islam mensyukurinya dengan menggelar shalat gerhana, jangan dibarengi dengan kegiatan hura-hura dan mistik. (wia/uni/way/bsp/fad/sam/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Jaksa Beberkan Peran Sentral Eks Bupati Kuansing Dalam Kasus Korupsi Rp 22,6 Miliar
- Ani Sofian Melantik 850 PPPK Pemkot Pontianak, Ini Pesannya
- Rahima Istri Mantan Gubernur Jambi Dituntut 4 Tahun 5 Bulan Penjara
- Eks Bupati Kuansing Sukarmis Ditahan Jaksa terkait Korupsi Rp 22,6 Miliar
- Kementan Mengevaluasi Upsus Antisipasi Darurat Pangan di Kalimantan Selatan
- Bayar Gaji Ribuan PPPK, Pemkab Banyuwangi Mengalokasikan Rp 250 Miliar Per Tahun