Utang Valas Swasta Hampir Separo Cadangan Devisa
Jumat, 20 Maret 2009 – 08:18 WIB
Hartadi merinci, 31 persen dari USD 17,4 miliar utang luar negeri swasta merupakan induk di antara perusahaan induk di luar negeri dengan afiliasi di Indonesia. Untuk utang seperti ini, kemungkinan rollover masih cukup besar. BI berharap perusahaan induk itu masih sehat sehingga bersedia memberi utang. Tapi, BI tetap waspada dengan memonitor terus kesehatan perusahaan induk di luar negeri.
"Kita akan pantau setiap bulan kemampuan dari perusahaan induk. Kita lihat, di Korea dan Amerika Latin, memang banyak perusahaan induk yang rugi dan tidak mau kasih utang," kata Hartadi. Namun, jika prospek perusahaan di Indonesia masih stabil, peluang rollover tersebut masih cukup terbuka.
Hartadi juga menjelaskan, 57 persen korporasi yang berutang valas adalah perusahaan asing dan joint venture. "Biasanya, perusahaan asing dan joint venture sudah mempunyai secure financing daripada perusahaan yang network-nya belum terlalu kuat," katanya.
Tekan Rupiah
Analis pasar valas Farial Anwar mengakui bahwa kebutuhan pasar terhadap dolar AS sudah sangat besar. Karena itu, BI harus bekerja keras menjaga nilai tukar rupiah agar tidak terus terpuruk. "Jadi, permintaan besar sekali dan tidak ada suplainya," katanya.
JAKARTA- Bank Indonesia (BI) berjanji terus mewaspadai besarnya utang luar negeri swasta yang jatuh tempo tahun ini. Kewaspadaan itu terutama menyangkut
BERITA TERKAIT
- Diminati Pelajar hingga Pencinta K-Pop, Niion Hadir di Jakarta untuk Penuhi Kebutuhan Pasar
- Teh Pucuk Harum jadi Official Tea Partner Europhoria Piala Eropa 2024
- Cerita Nasabah PNM Sukses Bikin Inovasi Olahan Bunga Mawar
- Libur Sekolah, Pelita Air Tambah Rute Baru Balikpapan-Yogyakarta PP
- Menjelang Iduladha 2024, Pertamina Siap Tambah Solar dan LPG 3kg
- Jasaraharja Putera Pacu Literasi Keuangan UMKM di PLUT KUMKM Bandung