Utusan PBB Sebut Konflik di Sudan Sudah Mengabaikan Norma

Utusan PBB Sebut Konflik di Sudan Sudah Mengabaikan Norma
Pemrotes berkumpul di luar gedung Kementerian Kehakiman Sudan sambil memegang bendera Sudan dan spanduk yang menuntut pembubaran Kongres Nasional, Jumat (1/11/2019). Foto: ANTARA/Anadolu Agency/am

jpnn.com, NEW YORK CITY - Utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Sudan Volker Perthes mengatakan bahwa pihak-pihak yang bertikai di Sudan melanjutkan pertempuran tanpa menghormati hukum dan norma perang.

“Tanggung jawab pertempuran itu ada di tangan mereka yang mengobarkannya setiap hari, yaitu kepemimpinan kedua pihak yang memilih menyelesaikan konflik mereka di medan perang daripada di meja (perundingan)," kata Perthes dalam pengarahan di Dewan Keamanan PBB, Senin (22/5).

"Keputusan merekalah yang menghancurkan Sudan, dan mereka bisa mengakhirinya," ujar dia, menambahkan.

Selama berminggu-minggu, Sudan dilanda konflik antara tentara dan kelompok paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF).

Kekerasan telah mengakibatkan lebih dari 700 korban tewas, 190 anak dan 6.000 orang terluka, serta kehancuran infrastruktur di negara Afrika tersebut.

Lebih dari satu juta orang telah mengungsi, lebih dari 840.000 di antaranya mencari perlindungan di daerah pedesaan dan negara bagian lain, sementara 250.000 orang lainnya telah melintasi perbatasan Sudan, menurut PBB.

"Etnisisasi yang berkembang dari konflik berisiko membawa negara itu ke dalam konflik berkepanjangan, dan berdampak ke kawasan," kata Perthes, memperingatkan.

Pertempuran sejak 15 April 2023 itu dipicu oleh ketidaksepakatan di antara kedua belah pihak mengenai integrasi RSF ke dalam angkatan bersenjata, yang menjadi syarat utama dari perjanjian transisi Sudan dengan kelompok-kelompok politik.

Selama berminggu-minggu, Sudan dilanda konflik antara tentara pemerintah dan kelompok paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF).

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News