VakNus Terakhir

Oleh: Dahlan Iskan

VakNus Terakhir
Dahlan Iskan. Foto: disway.id

"Kami segera memublikasikan hasil uji coba fase 1 dan 2 di jurnal internasional," kata Terawan, yang berbicara setelah Kolonel dr Jonny.

Terawan juga membanggakan RSPAD yang telah ambil inisiatif di berbagai penelitian kesehatan. Ia juga membanggakan tim di situ yang telah mulai mendalami sel dendritik sejak tahun 2015.

Saya sendiri harus memberikan penjelasan tambahan kepada sukarelawan dari Surabaya. Yang semula cara berpikir mereka masih terpola oleh vaksin yang sudah ada. Termasuk: mereka ingin tahu berapa tingkat antibodi mereka setelah diVakNus. 

Padahal untuk VakNus ini tidak ada istilah ''sudah punya antibodi berapa banyak''. Yang jumlahnya bisa diketahui melalui test elisa di laboratorium.

"Kalau Anda ke lab dan minta dicek kadar antibodi, hasilnya akan nol," kata saya pada mereka.

"Kemampuan menangkal Covid lewat VakNus akan diketahui dari test ELISpot. Bukan dari test elisa seperti biasa," ujar Dokter Jonny yang kemudian saya teruskan ke sukarelawan.

Setiba di Surabaya saya makin menyadari: tidak mungkin dua aliran ini bertemu. Masing-masing punya definisinya sendiri. Caranya sendiri. Kemampuannya sendiri. Bedanya: yang satu mengekor. Yang satunya mencoba jadi induk. (*)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?

Jadi, sekarang sudah ada di jurnal. Dunia ramai membahasnya ujar Terawan Agus Putranto.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News