Vaksin COVID-19 Bisa Mengubah Genetik Manusia? Ini Penjelasan Pakar
"[Namun penyampaian pesan seperti ini] tidak akan meyakinkan 100 persen orang," kata Dr Keskin.
"Akan selalu ada orang yang mengatakan [Dewan Fatwa] memiliki agenda lain, atau mereka telah dipengaruhi pemerintah ... akan selalu ada orang yang tidak menganggap pesan ini serius."
Dan benar adanya, seorang ulama di Australia mengunggah video di Youtube yang mempertanyakan apa otoritas dari badan imam di Australia untuk mengatakan halal.
Dr Keskin menekankan pemimpin dari agama lain juga memiliki kekhawatiran tentang vaksin.
Tahun lalu, tiga uskup agung senior di Australia, walaupun mendukung prinsip vaksin COVID-19, bereaksi kritis terhadap vaksin AstraZeneca, yang juga akan digunakan di negara tersebut.
Vaksin AstraZeneca dikembangkan dari sel ginjal (HEK-293) yang diambil dari fetus yang diaborsi.
Sel ini sering dipakai dalam penelitian medis dan digunakan untuk memproduksi vaksin lain, seperti vaksin HPV.
Pemerintah Australia telah meyakinkan komunitas umat beragama bahwa tidak ada "kekhawatiran etis" dalam vaksin dan pakar mengatakan sel ginjal tersebut sudah dikembangkan sejak puluhan tahun yang lalu.
Dalam Bahasa Inggris | Dalam Bahasa MandarinSaat warga Australia yang paling berisiko tertular virus corona sudah siap menerima vaksin, sejumlah pakar memperingatkan beredarnya informasi menyesatkan di jejaring sosial, termasuk di kelompok multikulturall
- Di Balik Gagasan Penerbit Indie yang Semakin Berkembang di Indonesia
- Dunia Hari Ini: 26 Tahun Hilang, Pria Aljazair Ini Ditemukan di Ruang Bawah Tanah Tetangga
- Dunia Hari Ini: PM Slovakia Ditembak Sebagai Upaya Pembunuhan Bermuatan Politik
- Pendaftaran CPNS 2024: Pernyataan Terbaru Menteri Anas, Singgung soal Hoaks
- Ramai-Ramai Tolak RUU Penyiaran: Makin Dilarang, Makin Berkarya
- Dunia Hari Ini: Aktivis Thailand Meninggal Setelah Mogok Makan di Penjara