Vaksinasi COVID-19 di Indonesia Dimulai, Nakes Takut Protokol Kesehatan Mengendur

Vaksinasi COVID-19 di Indonesia Dimulai, Nakes Takut Protokol Kesehatan Mengendur
Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama di Indonesia yang menerima suntikan vaksin buatan Sinovac. (Twitter: @jokowi)

"Tenaga kesehatan ini, apalagi dokter baru, adalah orang-orang yang risiko terpaparnya cukup besar," tutur dr Andika kepada ABC Indonesia.

"Sebagai informasi, sampai tanggal 7 Januari itu ada 110 dokter baru yang tertular COVID-19 dan ada lima dokter paru yang meninggal dunia, jadi saya di satu sisi senang karena [tenaga kesehatan] dijadikan prioritas," tambahnya.

Ia sendiri sudah mendapat notifikasi melalui pesan singkat sebagai penerima vaksin dan siap menerimanya dua hal penting yang menjadi pertimbangannya, yakni UEA dari Badan POM dan kehalalan vaksin sudah terpenuhi.

External Link: IG dr Andika

 

"Saya terus terang optimistis. Kalau ada EUA dari BPOM dan MUI sudah melakukan sertifikasi halal, menurut saya nggak ada masalah sebetulnya. Ini pendapat saya pribadi ya."

Hal yang masih menjadi pertimbangannya adalah soal efek samping setelah vaksinasi, meski ia tidak terlalu khawatir.

"[karena] untuk efek samping masih ada kesimpangsiuran walaupun saya dapat info [dari beberapa sumber] kejadian efek samping yang luar biasa sih sebenarnya tidak ada."

Namun, satu-satunya ketakutan terbesar dr Andika saat ini adalah sikap dan cara hidup masyarakat setelah program vaksin ini berjalan.

Indonesia memulai vaksinasi COVID-19 perdana dan Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama yang menerima suntikan vaksin di Indonesia, hari Rabu (13/01)

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News