Virus Minyak

Oleh Dahlan Iskan

Virus Minyak
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Kini, di Amerika harga minyak mentah tinggal sekitar USD 20  per barel. Bahkan minyak mentah Kanada tinggal USD 6  per barel.

Baca Juga:

Seperti guyon. Sampai ada yang berseloroh harga minyak sekarang ini lebih murah dari barang apa pun.

Waktu harga minyak mentah turun drastis menjadi USD 30 per barel, tiga minggu lalu, hebohnya bukan main. Itu akibat perang minyak antara Arab Saudi dan Rusia.

Saudi ingin produksi minyak dikurangi. Agar harga bisa naik. Waktu itu harganya masih USD 50 per barel. Dianggap terlalu rendah.

Rusia tidak mau menurunkan produksi minyaknya: merasa tidak terikat dengan keputusan OPEC --organisasi negara pengekspor minyak. Rusia memang tidak menjadi anggota OPEC.

Maka Saudi marah: membanting harga minyaknya. Tinggal USD 30 per barel. Sekaligus menaikkan produksinya menjadi 12 juta barel per hari. Naik 2 juta barel per hari dari biasanya.

Sekarang, harga itu turun lagi. Turun sendiri. Produksi minyak kan bertambah banyak. Sedang pemakaian BBM menurun drastis --di mana-mana.

Presiden Donald Trump memang sempat menelepon Presiden Rusia Vladimir Putin. Tentu Trump menerima desakan dari pengusaha minyak di Amerika. Yang umumnya dari Partai Republik.

Sudah lama saya tidak melihat langit Jakarta sebegitu aslinya. Tentu Anda sudah tahu mengapa: Covid-19. Kegiatan manusia menurun.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News