Wabah COVID-19 di Jepang Makin Gawat, Warga Harus Menunggu untuk Dirawat

jpnn.com, TOKYO - Jepang mengonfirmasi tambahan kasus harian COVID-19 tertingginya yang mencapai 1.299 kasus, Rabu (29/7). Angkat tersebut menandai untuk pertama kalinya jumlah kasus harian menembus angka 1.000.
Tokyo, yang menjadi pusat wabah, melaporkan 250 kasus baru, menambah total kumulatif menjadi 11.861 kasus, sementara Osaka mengonfirmasi jumlah kasus baru harian tertingginya yang mencapai 221, menandai untuk pertama kalinya kasus di prefektur yang ada di Jepang barat itu menembus angka 200.
Gubernur Osaka Hirofumi Yoshimura mengatakan dalam konferensi pers mengenai hal itu bahwa situasinya dapat memburuk.
"Mengingat tingkat positif dalam tes virus mencapai 10 persen, saya kira jumlah infeksi akan terus meningkat," kata Yoshimura.
Prefektur Aichi, Jepang tengah, juga mencatat rekor kasus baru harian yang mencapai 167 kasus, dengan jumlah kumulatif kasus di prefektur itu mencapai 1.452.
Wali Kota Nagoya, ibu kota Aichi, Takashi Kawamura, mengatakan dalam konferensi pers luar biasa bahwa meningkatnya jumlah kasus COVID-19 tersebut menyebabkan tekanan pada sistem medis di wilayah tersebut.
"Situasinya benar-benar berbeda dengan yang terjadi pada Februari hingga April," kata Kawamura.
"Kami merasakan beban terhadap jumlah ranjang rumah sakit yang tersedia, dan bahkan banyak warga yang harus menunggu untuk dirawat," imbuhnya.
Jumlah korban meninggal di seluruh Jepang akibat COVID-19 kini mencapai 1.017 orang
- Sudirman Cup 2025: Sempat Tertinggal 0-2, Jepang Mengalahkan Malaysia
- Otoritas Gaza Tuduh Israel Tangkap 360 Tenaga Kesehatan
- Waduh, 2 Jarum Utuh Tertinggal di Tubuh Gladys Pascaoperasi di MRCCC Siloam Semanggi
- Orang Tertua di Jepang Meninggal Dunia, Sebegini Usianya
- Gubernur Herman Deru Dorong Pembangunan Infrastruktur Daerah yang Berdampak Luas
- Keren! Plywood dan Blockboard Asal Temanggung Rambah Pasar Jepang dan Korea Selatan