Wacana Pencalonan Jokowi dan Gibran Jadi Caketum Golkar Menuai Pro dan Kontra

Wacana Pencalonan Jokowi dan Gibran Jadi Caketum Golkar Menuai Pro dan Kontra
Illustrasi - Bendera Partai Golkar. Foto: Antara

Ada beberapa alasan kenapa Tommy Soeharto sangat layak disorongkan dalam bursa caketum Partai Golkar.

Pertama, putra Presiden RI ke-2 Soeharto itu diketahui tidak haus dengan kekuasaan.

Selama 20 tahun terakhir, alih-alih masuk dan bermain dalam pusaran kekuasaan, Tommy lebih fokus menjalankan dan membesarkan bisnis.

“Alasan kedua kenapa layak meneruskan kepemimpinan Bapak Airlangga Hartarto, orang tua Tommy Soeharto, yakni Presiden ke-2 RI Soeharto merupakan tokoh Pendiri Partai Golkar yang dalam sejarah pendiriannya identik dengan berdirinya Orde Baru dan telah membesarkan Partai Golkar," ujar Rouli Rajagukguk.

Selain itu, dia berharap nama Tommy Soeharto dapat dalam mengembalikan muruah Partai Golkar dan terakhir yang bersangkutan merupakan tokoh politik yang tidak tersandera kasus dugaan tindak pidana korupsi.

Pergeran Munas Golkar pada Desember 2024 mendatang, menurut Rouli jadi momentum yang sangat bagus dalam pusaran bursa caketum.

"Jika Tommy maju, tentu banyak kader yang berharap akan mengembalikan marwah dan kejayaan Partai Golkar. Momentumnya sangat tepat, paska Pemilu 2024," ujar Rouli.

Guru Besar Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, Prof DR I Gde Pantja Astawa SH MH, sebelumnya menyatakan Partai Golkar sejak Era Reformasi ada perubahan orientasi kepemimpinan sehingga semua kader mempunyai peluang menjadi Ketua Umum Golkar.

Wacana soal Presiden Jokowi dan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka bergabung menjadi kader hingga pimpinan tertinggi di Partai Golkar menuai pro dan kontra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News