Waduh! Begini Cara Erdogan Memperkuat Cengkeramannya

Waduh! Begini Cara Erdogan Memperkuat Cengkeramannya
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Foto: AFP

Erdogan tak ingin satu bagian pun di militer luput dari pengawasannya lagi. Rencananya, dia juga menambah anggota dewan tertinggi militer. Wakil perdana menteri, menteri kehakiman, menteri dalam negeri, dan menteri luar negeri yang dulu merupakan pihak luar akan dimasukkan sebagai anggota. 

Pembersihan di tubuh militer Turki juga masih berlanjut. Pemerintah Turki kemarin (31/7) mengungkapkan bahwa pihaknya kembali memecat 1.389 personel militer yang diduga memiliki hubungan dengan Gulen. Padahal, Kamis lalu (28/7) sudah ada 1.700-an personel militer yang juga dipecat secara tidak hormat dengan alasan serupa. 

Sejak kudeta, sudah 18.699 orang yang ditangkap. Namun, setelah diinterogasi, sebagian sudah dibebaskan. Kini tinggal 10.137 orang yang masih berada dalam tahanan. Sebanyak 758 di antara 989 personel angkatan bersenjata yang ditangkap juga telah dibebaskan. Pengurusan 50 paspor pun dibatalkan. 

Erdogan menegaskan bahwa status darurat negara yang diterapkan selama tiga bulan sejak kudeta bakal diperpanjang jika Turki dianggap belum aman. 

”Jika segala sesuatunya tidak berjalan dengan baik dan normal, status darurat negara bisa diperpanjang seperti halnya yang dilakukan oleh pemerintah Prancis,” terangnya. 

Sementara itu, sekitar 30 ribu orang pendukung Erdogan turun ke jalan kemarin. Bukan di Turki, melainkan di Koeln, Negara Bagian North Rhine-Westphalia, Jerman.

Selama ini, diaspora Turki yang paling banyak memang terdapat di Jerman. Ada sekitar 3 juta penduduk Turki di Jerman. Sepertinya tinggal di Koeln. Aksi itu diprakarsai Union of European-Turkish Democrats (UETD).

Sejak beberapa hari lalu, aksi massa itu membuat penduduk lokal di Koeln dan para legislator khawatir. Sebab, pada saat yang bersamaan, ada aksi anti-Erdogan meski jumlahnya tidak sebanyak kelompok pertama. 

ISTANBUL – Tidak ingin kursi kekuasaannya kembali digoyang, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan kian mengeratkan cengkeraman pengaruhnya, utamanya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News