Wah, Mas Ibas Borong Banyak Gerabah saat Pulang dari Purwoasri

Wah, Mas Ibas Borong Banyak Gerabah saat Pulang dari Purwoasri
Edhie Baskoro Yudhoyono di tempat kerajinan gerabah. Foto: dok. PD

Dia juga menerangkan bahwa perajin gerabah di desa ini didominasi oleh wanita paruh baya. Untuk memajukan para perajin, pada 2009 lalu, dibentuklah kelompok perajin dengan nama Maju Asri.

Saat ini, Maju Asri menaungi 44 orang yang semuanya adalah perajin wanita.

Meski fokus dengan produksi gerabah untuk kebutuhan sehari-hari selama bertahun-tahun, kini perajin di Desa Purwosari mulai menekuni produksi gerabah seni.

Mulainya produksi gerabah seni bukanlah tanpa hambatan, sebab produksi ini masih tergolong baru. Namun, karena produk seni yang dibuat terlihat bagus dan berkualitas, warga pun menyukai hasil karyanya dan mulai tertarik untuk memproduksinya secara masal.

Dari bincang-bincang yang dilakukan Ibas dan Rumini, didapat keterangan bahwa saat ini, bentuk gerabah yang paling diminati antara lain guci-guci bermotif batik dan wayang, vas bunga, tempat payung, asbak, dan berbagai suvenir.

Kemudian, untuk pesanan suvenir sendiri, kebanyakan pesanan justru datang dari luar Pulau Jawa. Saat Ibas menanyakan perihal kesulitan bahan baku, Rumini pun menerangkan hingga saat ini tidak ada kendala dalam bahan baku.

Pasalnya, bahan baku gerabah di Pacitan sangat melimpah. Tidak hanya banyak, kualitasnya bagus dan harganya pun murah.

Faktor inilah yang membuat gerabah Pacitan diminati; bentuknya cantik, kualitasnya baik, dan harganya pun tergolong murah. Acara Kundapil diakhiri Ibas dengan membeli banyak gerabah yang rencananya dibawa pulang dan dibagikan sebagai cendera mata kepada kerabat terdekat. (flo/jpnn)

Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas mengunjungi Desa Purwosari memproduksi ratusan gerabah setiap harinya.


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News