Waketum Gerindra Curigai Pengalihan Isu dengan Masalah PKI

Waketum Gerindra Curigai Pengalihan Isu dengan Masalah PKI
Palu dan celurit yang menjadi simbol komunis. Foto/ilustrasi: Ayatollah Antoni/JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Perhelatan bertajuk 'Pengungkapan Kebenaran Sejarah 65' dan pentas seni yang digelar di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) harus menyisakan pertanyaan. Karena dua acara tersebut disinyalir membahas mengenai paham komunisme dan PKI.

Wakil Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Ferry Juliantono mencurigai kericuhan di luar kantor YLBHI menyusul kegiatan bertajuk Pengungkapan Kebenaran Sejarah 65 pada Minggu (17/9) sebagai upaya rekayasa. Mantan aktivis itu menduga ada upaya untuk mengalihkan perhatian masyarakat tentang kondisi sosial ekonomi terkini dengan memanfaatkan isu PKI.

"Ini bisa juga juga isu dimunculkan untuk mengalihkan masalah-masalah ekonomi yang sekarang ada di masyarakat," ujar Ferry saat dihubungi, Senin (18/9).

Anak buah Prabowo Subianto di Gerindra itu menegaskan, semestinya pemerintah bertindak cepat. Dengan demikian tidak memunculkan kesan bahwa isu itu sengaja dibiarkan.

"Isu ini harusnya bisa cepat teratasi dan terditeksi oleh pemerintah," katanya.

Ferry menambahkan, ketika ada acara-acara yang berpotensi mengundang reaksi masyarakat luas, seharusnya aparat keamanan ‎bisa sigap. Apalagi isu komunis memang mencuat menjelang peringatan Hari Kesaktian Pancasila.

"Saya tidak tahu apakah pemerintah menganggap ini biasa sehingga kemudian memancing reaksi," pungkasnya.

Sebelumnya, pada Minggu (17/9) sekitar pukul 21.00 WIB hingga dini hari tadi ratusan massa datang menyerbu gedung YLBHI di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat. Mereka mendesak YLBHI membubarkan seminar tentang PKI.

Ferry Juliantono mencurigai kericuhan di luar kantor YLBHI menyusul diskusi bertajuk Pengungkapan Kebenaran Sejarah 65 sebagai upaya rekayasa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News