Curiga Ada PKI, Massa Unjuk Rasa di Kantor LBH Jakarta

Curiga Ada PKI, Massa Unjuk Rasa di Kantor LBH Jakarta
Masa berunjuk rasa di depan kantor LBH Jakarta. Foto: M Idris Jian Sidik dan Fachrizal Muliawan/Indopos

jpnn.com, JAKARTA - Kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) di Jl. Pangeran Diponegoro No 74, RT 9/RW 2, Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat, menjadi incaran massa, Minggu (17/9) malam. Ratusan massa berkumpul di depan kantor LBH Jakarta, mendesak untuk masuk karena curiga ada kegiatan berbau Partai Komunis Indonesia (PKI).

Karena ditolak masuk dengan alasan acara sudah selesai dan tidak berkaitan dengan PKI, massa pun tidak puas, hingga akhirnya terjadi kerusuhan antara massa dengan polisi yang berjaga di depan kantor LBH Jakarta.

Dari pantauan INDOPOS di lokasi kerusuhan, massa meneriakkan ”bubarkan PKI” dan teriakan-teriakan lainnya, yang intinya minta agar peserta acara di kantor LBH keluar. Massa juga bernyayi “Ganyang.. ganyang.. ganyang PKI, ganyang PKI sekarang juga!”

Sementara polisi terus menerus berusaha untuk menenangkan massa. Aksi ini dimotori oleh mahasiswa yang menyebut dirinya aliansi mahasiswa dan pemuda antikomunis.

Informasi yang dihimpun INDOPOS di lapangan menyebutkan, kantor LBH awalnya didatangi oleh beberapa orang saja sekitar pukul 19.10 WIB. Mereka ingin masuk, untuk memastikan acara tidak bicara soal komunis.

Info kegiatan, awalnya berasal dari undangan yang menyebar di media sosial, berbunyi ‘Demokrasi Terepresi, Jangan Bersedih, mari kita Berekspresi di: Asik-asik Aksi’. Acara digelar Pukul 15.00-21.00 WIB. Kemudian massa juga mengaku mendengar ada kegiatan dengan nyanyian menyebut ‘Genjer-Genjer’, yang dulu dikenal sebagai lagunya PKI.

Namun mereka tidak diperkenankan masuk. Baru kemudian sekitar pukul 20.00 WIB, massa mulai membanjiri depan kantor LBH. Massa tak lagi hanya mahasiswa, tapi juga masyarakat setempat.

El Hakim, salah seorang koordinator lapangan (korlap) aksi dari Aliansi Mahasiswa Jakarta, kepada INDOPOS mengatakan, alasan aksi sendiri karena di dalam gedung bercat putih itu sedang dilaksanakan seminar tentang pelurusan sejarah 65. Yang mana diskusinya, menurut Hakim, bahwa pada insiden pembantaian tujuh Jenderal yang dikenal dengan pahlawan revolusi, PKI tidaklah terlibat.

Mereka ingin masuk, untuk memastikan acara tidak bicara soal komunis.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News