Waktunya Regenerasi Tokoh Politik Bangsa

Oleh: Ghaffar Ramdi

Waktunya Regenerasi Tokoh Politik Bangsa
Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep bersama jajarannya menggelar dialog interaktif dengan para pendeta yang tergabung dalam Persekutuan Gereja-gereja Pentakosta Indonesia (PGPI) dan Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injili Indonesia (PGLII) Jawa Timur di Surabaya, Sabtu (2/12/2023). Foto: dok PSI.

jpnn.com - Bagi negara yang menganut sistem demokrasi seperti Indonesia, pemahaman mengenai dunia politik dan tingkat partisipasi politik warga negara merupakan hal yang sangat substansial.

Partisipasi politik warga negara merupakan salah satu indikator untuk mengukur kualitas demokrasi suatu negara yang ditandai dengan tinggi atau rendahnya partisipasi politik warga negara.

Sebenarnya, jika dikaji lebih dalam lagi, hal yang utama yang mempengaruhi partisipasi politik warga negara ialah kesadaran politik warga negara.

Kesadaran politik sendiri terbentuk dari berbagai macam faktor, baik secara internal maupun eksternal.

Secara internal, beberapa hal yang mempengaruhi kesadaran politik setiap individu warga negara ialah pemahaman mengenai hak dan kewajiban sebagai warga negara, tingkat literasi dan pemahaman warga negara mengenai dunia politik serta minat yang diperlihatkan oleh warga negara kepada isu-isu politik yang berkembang, baik berskala daerah, nasional, regional, maupun internasional.

Sementara itu, faktor eksternal yang mempengaruhi partisipasi politik warga negara ialah pendidikan politik warga negara.

Dalam hal ini, negara melalui lembaga dan institusi pendidikan memberikan pemahaman mengenai politik.

Tujuan kedua faktor itu sama baiknya, yaitu untuk membangun semangat partisipasi politik warga negara untuk mewujudkan kehidupan negara yang demokratis.

Karena tokoh-tokoh politik yang ada rata-rata tidak muda lagi, perlukah dilakukan regenerasi?

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News