Waktunya Regenerasi Tokoh Politik Bangsa

Oleh: Ghaffar Ramdi

Waktunya Regenerasi Tokoh Politik Bangsa
Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep bersama jajarannya menggelar dialog interaktif dengan para pendeta yang tergabung dalam Persekutuan Gereja-gereja Pentakosta Indonesia (PGPI) dan Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injili Indonesia (PGLII) Jawa Timur di Surabaya, Sabtu (2/12/2023). Foto: dok PSI.

Dengan kata lain, keberadaan anak-anak muda di level politik mana pun, baik di pemerintahan maupun legislatif, benar-benar mewakili anak muda, bukan orang tua yang dicitrakan sebagai anak muda.

Hal itu menarik karena ketika memasuki tahun-tahun politik seperti sekarang, banyak politisi yang secara usia sudah termasuk tua, demi menarik perhatian dan suara kalangan muda, kemudian menampakkan diri seolah-olah seperti anak muda.

Guna mengantisipasi hal-hal seperti, sudah saatnya anak-anak muda menampakkan diri sebagai tokoh politik dalam negeri.

Terlepas dari semua anggapan yang akan mematahkan semangat anak-anak muda di dunia politik, sebenarnya memang sudah dibenarkan bahwa yang namanya regenerasi itu perlu, termasuk regenerasi tokoh politik bangsa.

Penulis Adalah Mahasiswa Program Studi Hukum Tata Negara UIN Imam Bonjol Padang 

Karena tokoh-tokoh politik yang ada rata-rata tidak muda lagi, perlukah dilakukan regenerasi?


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News