Wali Kota Mataram Yakin, Peningkatan Kualitas Petani & Penyuluh Turunkan Kemiskinan

Wali Kota Mataram Yakin, Peningkatan Kualitas Petani & Penyuluh Turunkan Kemiskinan
Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi. Foto: Kementan RI for JPNN

Pertama, adanya sarana prasarana dan inovasi teknologi. "Sarana prasarana dan inovasi teknologi menopang kurang lebih 25 persen produktivitas pertanian," ucap Dedi.

Kedua adalah komitmen pemerintah daerah melalui peraturan-peraturan pertanian. Hal ini juga berkontribusi sekitar 25 persen terhadap peningkatan produktivitas pertanian suatu daerah.

Namun, kata Dedi, ada faktor yang lebih besar untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Hal itu tak lain adalah SDM pertanian, yakni petani dan penyuluh.

"Maka, kostratani ini adalah upaya kami untuk meningkatkan SDM petani dan penyuluh yang berorientasi pada tujuan pembangunan pertanian yakni peningkatan produktivitas dalam rangka ketahanan pangan nasional," kata Dedi.

Dia pun menjelaskan peran strategis Konstratani dalam pembangunan pertanian Indonesia. Menurutnya, pertanian identik dengan sawah, kebun dan ladang yang berada di desa-desa. Itu sebabnya kecamatan menjadi sentra gerakan pembangunan pertanian.

Penguatan pembangunan itu akan menyentuh dua hal yakni fisik dan non-fisik. Pembangunan fisik BPP Kostratani meliputi sarana dan prasarana, termasuk penguatan sistem IT seperti komputer, modem dan jaringan internet.

Di saat yang sama juga dilakukan pemberdayaan penyuluhnya. Kapasitasnya ditingkatkan melalui berbagai macam pelatihan tematik pertanian. Sedangkan pemberdayaan petani dilakukan melalui pemberian ilmu pengetahuan holistik di sektor pertanian.

Begitu juga dengan kapasitas petaninya. Kementan memberikan pelatihan bagaimana cara bercocok tanam yang baik, mengakses modal, mengolah hasil panen sehingga harganya bagus.

Kementan memaksimalkan peran BPP Kostratani dalam meningkatkan SDM petani dan penyuluh di Kota Mataram.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News