Wamendiktisaintek: Research Ranking Indonesia Jauh di Bawah Thailand, Vietnam, Malaysia

Saat ini, penggerak utama penelitian di Indonesia masih terpusat kepada satu badan. Hal inilah yang diupayakan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi bahwa riset harus dilakukan oleh dosen, sehingga terjadi trickle down of knowledge.
“Kita bisa menciptakan specialized dan adaptable workforce, Ini adalah bagaimana kita mempunyai SDM yang bisa memenuhi tuntutan pasar yang bergerak yang cepat,” katanya.
Wamendiksaintek berpendapat bahwa hal ini harus difokuskan pada pendidikan vokasi. Harapannya pendidikan vokasi dapat meningkatkan kompetensi dan keterampilan yang relevan, pendidikan yang mengampuni, serta tenaga kerja yang berkualitas.
“Pembelajaran berbasis kerja sangat berhasil mengeluarkan lulusan-lulusan pendidikan yang bisa mengikuti pertukaran industri sehingga kita tune-in dengan industri dan juga mereka menghasilkan. Saya rasa ini cukup penting untuk menciptakan middle class yang kuat,” pungkas Stella. (esy/jpnn)
Wamendiktisaintek Stella Christie mengungkapkan human capital dan research ranking RI berada jauh lebih rendah dibandingkan Malaysia, Thailand, dan Vietnam.
Redaktur : Rah Mahatma Sakti
Reporter : Mesyia Muhammad
- Biaya Haji Indonesia Lebih Mahal dari Malaysia
- Diktisaintek Berdampak Diluncurkan di Hardiknas 2025, Ini Harapan Mendiktisaintek
- Mantap! 2 UMKM Binaan Bea Cukai Nunukan Sukses Ekspor Produknya ke Malaysia
- Ibas Tegaskan Indonesia dan Malaysia Tak Hanya Tetangga, Tetapi..
- Sudirman Cup 2025: Sempat Tertinggal 0-2, Jepang Mengalahkan Malaysia
- Ibas Ingatkan Pentingnya Perlindungan PMI dan Penguatan Keamanan Perbatasan