Wanita DI's Way

Oleh Dahlan Iskan

Wanita DI's Way
Dahlan Iskan di Xinjiang, Tiongkok. Foto: disway.id

Dia mulai jualan makanan secara online. Awalnya memberi harapan. Kian ketat PSBB kian merosot jualan online-nya.

Baca Juga:

Hari itu matanyi terus melihat ke layar ponsel. Ketika sehari penuh layar ponselnyi no order dia mikir lagi. Harus cari uang ke mana.

"Wanita DI's Way" ini pun naik motor: ke pasar Kramat Jati. Hampir satu jam jauhnya --dengan kecepatan wanita.

Dia melihat-lihat ada peluang apa di situ. Dia lihat harga-harga.

Awalnya dia punya rencana begini: nanti sore harga-harga Kramat Jati itu akan dia sebar ke tetangga. Malamnya barulah dia akan bertanya: apakah ada yang berminat.

Dia punya nomor ponsel seluruh tetangganya itu --berkat kegiatan sosialnyi. Lalu keesokan harinya akan balik ke Kramat Jati untuk belanja --sesuai dengan order.

Saat kembali ke tempat parkir, ia duduk-duduk dulu di parkir sepeda motor itu.

Lalu muncullah di pikirannyi: kalau bisa sekarang mengapa harus besok. "Saya ini kan sudah buang bensin ke Kramat Jati. Harus ada hasil," gumamnyi.

Misalkan kita bisa membuat Bill Gates bangkrut-habis, lalu Bill Gates kita buang ke tengah hutan di Afrika. Apakah Bill Gate akan menjadi orang miskin?

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News