Wanita Jepang Protes Penghapusan Syarat Gunakan Sepatu Hak Tinggi ke Kantor
Film festival internasional tersebut mendapat kritikan tajam di tahun 2015 setelah tidak memberi izin masuk sekelompok wanita yang tiba dengan sepatu datar, dan sang direktur sejak saat itu minta maaf.
Di tahun 2016, seorang pekerja baru di Inggris dipulangkan karena tidak memakai sepatu berhak di hari pertamanya bekerja sebagai penerima tamu di perusahaan keuangan ternama Pricewaterhouse Coopers.
Ia lalu memulai petisi daring yang mndesak agar aturan berpakaian "seksis" dan "ketinggalan zaman" dhilangkan dan petisi itu mendapat dukungan dari 150.000 orang.
Masalah tersebut kemudian diperbincangkan resmi di Parlemen Inggris di tahun 2017 dan parlemen menyimpulkan bahwa "kode berpakaian haruslah masuk akal dan memiliki syarat setara antara pria dan wanita".
Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini
Di Jepang seorang wanita Yumi Ishikawa meluncurkan kampanye menuntut pemerintah menghapus peraturan perusahaan yang mewajibkan wanita untuk memakai sepatu hak tinggi ke tempat kerja.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan