Wapres Ma'ruf Akui Pembukaan Sekolah adalah Kebijakan Dilematis

Wapres Ma'ruf Akui Pembukaan Sekolah adalah Kebijakan Dilematis
Wapres Ma'ruf Amin. Foto : Ricardo/JPNN.com

Sebab, jumlah siswa Madrasah Diniyah Takmiliyah sangat besar yakni 6.369.382 orang santri dari 86.390 lembaga di seluruh Indonesia.

Jumlah tenaga pendidiknya 451.823 orang sehingga diperlukan perhatian yang serius dari seluruh pihak terkait.

Untuk diketahui, penerapan tantanan normal baru memiliki tantangan tersendiri bagi pesantren dan sekolah keagamaan berbasis asrama.

Mengingat masih banyak pesantren yang memiliki sarana dan prasarana yang sangat minim, serta belum ada standar baku perbandingan jumlah santri dan luas kamar tidur sehingga sangat sulit untuk menerapkan physical distancing.

Di sisi lain, lanjut Wapres, selama ini belajar di rumah masih menimbulkan persoalan ketidaksetaraan di mana banyak rumah tangga yang tidak dapat memiliki akses terhadap internet.

Menurut SUSENAS-BPS tahun 2018, ada sekitar 61% anak tidak memiliki akses daring di rumahnya.

Untuk itu, perlu disiapkan bagaimana belajar di rumah dapat tetap efektif dan anak dapat terlayani pendidikannya dengan menyesuaikan kondisi anak, ketersediaan koneksi internet, infrastruktur, dan fasilitas untuk belajar berbasis daring, terutama di wilayah yang akses internet sangat terbatas.

"Terkait hal ini, pemerintah sedang menyiapkan kebijakan dan langkah untuk memberikan fasilitas yang diperlukan guna mendukung pelaksanaan pembelajaran jarak jauh,” tandasnya.(fat/jpnn)

Wapres Ma'ruf Amin mendorong lembaga yang bertanggung jawab di bidang pendidikan berinovasi dalam mencari solusi metode pembelajaran bagi siswa dan santri yang efektif di new normal.


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News