Warga Berjalan 16 Kilometer demi Tukar Barang

Warga Berjalan 16 Kilometer demi Tukar Barang
Warga Siding. Foto: JPG/Jawa Pos

''Kami membawa barang kami ke Gumbang, Malaysia, karena tergolong dekat dan tidak memakai ongkos angkut,'' kata seorang ibu bernama Diana yang mewakili temannya kepada Rakyat Kalbar (Jawa Pos Group).

Perempuan 48 tahun itu menjelaskan, jika rombongannya berangkat dengan membawa barang-barang ke Kecamatan Seluas, Bengkayang, pengeluaran biayanya mahal. Rupiah yang harus dirogoh untuk jasa ojek kendaraan roda dua di sana mencapai Rp 300 ribu untuk pulang-pergi.

''Itu belum termasuk jasa angkutan barang,'' ungkapnya.

Selain itu, lanjut Diana, di Seluas, barang barter mereka dinilai tak begitu tinggi jika dibandingkan dengan pertukaran di Gumbang. Kecamatan Siding merupakan pemekaran Kecamatan Seluas pada 2007-2008.

Populasi penduduk di Siding mencapai lebih dari 5000 orang. Infrastruktur jalan untuk menuju ke sana jauh dari kata oke. Meski begitu, sudah ada upaya dari pemerintah kabupaten setempat untuk membuat infrastruktur yang mumpuni.

Kapolres Bengkayang, AKBP Bambang Irawan yang sedang melakukan patroli perbatasan mengaku prihatin dengan keadaan warga di Kecamatan Siding. Bagi dia, perjalanan yang jauh untuk menjual barang hasil pertanian dan perkebunan bukan hal yang mudah.

''Setiap hari lho itu. Mereka harus menempuh belantara lagi,'' ucapnya.

Menurut Bambang, hal tersebut semestinya diperhatikan dengan serius oleh pemerintah. ''Satu-satunya solusi, ya harus ada pembukaan akses jalan perbatasan agar warga mudah memasarkan barang dagangan. Barang itu tidak hanya dijual di Malaysia, namun juga di Seluas. Yakni, di negeri sendiri,'' ujarnya. (*/kur/JPG/c5/diq)

Kecamatan Siding berbatasan langsung dengan Malaysia. Kontak langsung, termasuk transaksi perdagangan, pun masih terjadi.   BENGKAYANG TAK mudah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News