Warga Israel Butuh Kestabilan, Bukan Perubahan

Warga Israel Butuh Kestabilan, Bukan Perubahan
Warga Israel Butuh Kestabilan, Bukan Perubahan
JERUSALEM - Israel sukses menggelar pemilu kemarin (10/2). Coblosan digelar serentak mulai pukul 07.00 waktu setempat (sekitar pukul 12.00 WIB) di 9.263 tempat pemungutan suara (TPS) di seluruh negeri Yahudi itu.

Hingga tadi malam WIB belum diketahui partai mana yang merajai perolehan suara. Tapi, berdasarkan beberapa jajak pendapat terakhir, pemilihan kali ini adalah pertarungan dua partai besar, yakni partai sayap kanan Likud pimpinan mantan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan partai kiri-tengah Kadima pimpinan Menteri Luar Negeri Tzipi Livni. Survei terakhir menyebutkan Netanyahu hanya unggul tipis atas Livni.

Untuk berjaga-jaga dari kemungkinan serangan militan Palestina, Israel menutup perbatasan Tepi Barat dan melarang warga Palestina memasuki Israel. Kecuali mereka yang butuh pengobatan darurat. Ini adalah kebiasaan rutin Israel bila masa pemilu atau perayaan keagamaan tiba.

Total kursi di Knesset alias parlemen Israel yang kemarin diperebutkan adalah 120 kursi. Prediksi sementara, tak bakal ada satu partai pun yang berhasil meraup suara di atas 30 kursi. Jadi, untuk memenangkan kursi mayoritas, opsi koalisi tetap harus diambil. Harapan terakhir partai-partai besar seperti Likud, Kadima, Yisrael Beytenu, atau Buruh adalah dukungan dari hampir satu juta pemilih Israel yang belum menentukan pilihan.

JERUSALEM - Israel sukses menggelar pemilu kemarin (10/2). Coblosan digelar serentak mulai pukul 07.00 waktu setempat (sekitar pukul 12.00 WIB) di

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News