Warga Mataram Diminta Waspada Kekeringan di Musim Kemarau

Warga Mataram Diminta Waspada Kekeringan di Musim Kemarau
Ilustrasi: pulang melaut, kondisi gelombang di sepanjang Pantai Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mulai landai sehingga dimanfaatkan nelayan untuk melaut. (Foto: ANTARA/HO)

jpnn.com, MATARAM - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap berbagai potensi dampak musim kemarau.

"Meskipun ancaman kekeringan akibat kemarau di Kota Mataram sangat kecil, berbagai potensi dampak perubahan cuaca itu harus tetap diwaspadai," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Mataram Mahfuddin Noor dikutip dari Antara, Minggu (19/3).

Pernyataan itu disampaikan terkait masa transisi dari musim hujan ke musim panas. Apalagi status siaga bencana hidrometeorologi di Kota Mataram akan berakhir pada 31 Maret 2023.

Menurutnya, selama ini selama Kota Mataram belum pernah sampai pada bencana kekeringan, karena kondisi topografi Mataram berada di wilayah hilir.

Akan tetapi, sambungnya, dampak musim kemarau dirasakan ketika puncaknya yang terjadi kekurangan air pada areal pertanian bagian utara Kota Mataram, seperti di kawasan Rembiga dan Sayang-Sayang.

Namun hal itu sudah diantisipasi oleh dinas pertanian dengan memberikan bantuan sumur bor kepada petani untuk memenuhi kebutuhan air ketika puncak kemarau.

"Selama ini kami tidak pernah terdampak kekeringan seperti kabupaten/kota lainnya. Apalagi untuk air minum, Alhamdulillah selalu tersedia," katanya lagi.

Kendati demikian, lanjutnya, potensi bencana kebakaran sebagai salah satu dampak musim kemarau bisa saja terjadi akibat kelalaian manusia, karena itu musim kemarau harus tetap diwaspadai.

BPBD meminta kepada warga yang ada di Kota Mataram untuk waspada terhadap dampak dari musim kemarau, yakni kekeringan.

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News