Warga Pedalaman Rentan Gizi Buruk
Senin, 30 Januari 2012 – 12:25 WIB
“PHBS yang kurang itu diantaranya, megandalkan air sungai sebagai sumber air sehari-hari dan untuk MCK. Kemudian kebiasaan orang tua yang merokok di dekat anak balita, kebersihan lingkungan tempat tinggal, dan membuang sampah sembarangan, itu semua cukup memengaruhi,” ujarnya.
Baca Juga:
Yuspihani menambahkan, anak balita yang rentan mengalami gizi buruk biasanya berada di daerah pedesaan atau pedalaman. Pasalnya, sebagian besar warga pedalaman masih mengandalkan air sungai sebagai sumber kehidupan sehari-hari serta pola hidupnya kurang memenuhi standar kesehatan.
Yuspihani mencontohkan, dari kasus yang pernah ditanganinya di Kecamatan Kotabesi, seorang anak yang diserang diare akibat mengandalkan air sungai, menyebabkan berat badan anak turun drastis. Anak yang tadinya status gizinya baik, langsung jatuh ke kasus gizi buruk.
“Karena diare, kemudian dibawa ke RSUD, hanya 2-3 hari berat badannya turun drastis dan jatuh ke gizi buruk, artinya, gizi buruk bukan melulu karena asupan gizi kurang, tapi PHBSnya memengaruhi,” jelasnya.
SAMPIT – Sejumlah kasus gizi buruk yang ditemukan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) sebagian besar dipengaruhi akibat pola hidup masyarakat
BERITA TERKAIT
- Jaksa Beberkan Peran Sentral Eks Bupati Kuansing Dalam Kasus Korupsi Rp 22,6 Miliar
- Ani Sofian Melantik 850 PPPK Pemkot Pontianak, Ini Pesannya
- Rahima Istri Mantan Gubernur Jambi Dituntut 4 Tahun 5 Bulan Penjara
- Eks Bupati Kuansing Sukarmis Ditahan Jaksa terkait Korupsi Rp 22,6 Miliar
- Kementan Mengevaluasi Upsus Antisipasi Darurat Pangan di Kalimantan Selatan
- Bayar Gaji Ribuan PPPK, Pemkab Banyuwangi Mengalokasikan Rp 250 Miliar Per Tahun