Warga Rebutan Air Sisa Jamasan Tombak Pusaka Kiai Upas

Warga Rebutan Air Sisa Jamasan Tombak Pusaka Kiai Upas
Bupati Tulungagung Maryoto Birowo (kanan) menyaksikan prosesi jamasan (memandikan) pusaka tombak Kiai Upas di Tulungagung, Jawa Timur, Jumat (13/9/2019). Foto: ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko

jpnn.com, TULUNGAGUNG - Air sisa jamasan (pemandian) tombak pusaka Kanjeng Kiai Upas yang digelar di lingkungan Kanjengan, Kelurahan Kepatihan, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Jumat (13/9) menjadi rebutan puluhan warga.

Timba atau wadah berukuran besar yang masih berisi air kembang diburu warga yang ingin mendapat "berkah" dan khasiat dari air jamasan yang diyakini bisa membuat orang yang meminumnya awet muda serta sehat.

"Percaya saja. Ini keyakinan warga sini yang sudah turun-temurun," kata Rindu Rikat, penganut aliran Budi Luhur yang terlihat ikut berebut air jamasan.

Tak hanya ibu-ibu dan orang tua yang berebut air jamasan, sejumlah remaja dan siswa sekolah tampak tak mau ketinggalan.

Meski tak semua faham maksudnya, mereka berharap sugesti yang diyakini memberi energi positif bagi kehidupan mereka.

"Itu berkat, makanan yang dibagikan usai jamasan juga memberi keberkahan," ujar Jiono, salah seorang warga.

Prosesi jamasan tombak pusaka Kiai Upas berlangsung diiringi seni tradisional yang dihadiri Bupati Tulungagung Maryoto Birowo dan Dandim 0807/Tulungagung Letkol Inf Wildan Bahtiar.

Diawali dengan iringan reog kendang yang dikawal barisan dayang dan pria berpakaian prajurit kerajaan, ritual dimulai dengan simbolis penyerahan air suci dari tujuh mata air untuk menjamas tombak pusaka Kiai Upas kepada Bupati Maryoto.

Puluhan warga Tulungagung, Jatim, terlihat saling berebut mendapatkan air sisa jamasan tombak pusaka Kiai Upas.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News