Warga Tolak Argumen Pengosongan

Warga Tolak Argumen Pengosongan
Warga Tolak Argumen Pengosongan
Rina, warga Rusun Pluit lainnya menambahkan, pada dasarnya tidak keberatan mengosongkan rusun. Asalkan tidak mendadak. Waktu pengosongan juga diharapkan tidak hanya 1,5 bulan. Namun ada toleransi hingga 6 bulan atau menunggu akhir tahun. "Saat ini sedang ada banyak keperluan. Mana anak lagi sekolah. Kalau waktu pengosongan lama, kami bisa punya persiapan lebih," bebernya.

Pantauan wartawan grup media ini, warga banyak berkumpul di sekitar rusun yang dibangun dengan tembok bata merah. Seperti di dekat kantor pengelola, kantin, maupun di seketariat RT. Adapun tema obrolan yakni tentang seputar rencana pengosongan rusun oleh PT Jakpro.

Dikonfirmasi terpisah, Juru Bicara PT Jakpro Agusfian menganggap wajar argumen warga tentang kondisi bangunan. Sebab warga sedang dalam kondisi dilematis, dihadapkan untuk mengosongkan rusun. "Argumen warga kami anggap suatu yang lumrah. Perlu diketahui, bangunan rusun telah berumur lebih dari 25 tahun. Dibangun tidak memakai konsep tahan gempa," ujarnya saat dihubungi Selasa kemarin (26/4).

Selain itu, letak rusun rentan terhadap intrusi air laut. Itu sangat mempengaruhi kondisi bangunan. Jika ada gempa rawan roboh. "Nanti kalau benar-benar roboh baru bilang iyah yah. Peristiwa ini yang mau kita hindari," ungkap Agusfian.

JAKARTA - Ratusan warga yang tinggal di rumah susun (rusun) Pluit, Blok MN, Penjaringan, Jakarta Utara (Jakut) masih bersikukuh untuk tetap bisa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News