Warisi Permusuhan, Ratusan Bocah Albania Terpenjara Ketakutan dan Balas Dendam

Di Luar Pagar Rumah, Tebusan Darah Menanti

Warisi Permusuhan, Ratusan Bocah Albania Terpenjara Ketakutan dan Balas Dendam
Warisi Permusuhan, Ratusan Bocah Albania Terpenjara Ketakutan dan Balas Dendam
"Dikunjungi teman sepertinya sangat menggembirakan," imbuh Nikolin. Kendati tidak bisa menikmati masa pra-remajanya, dia tidak pernah sekali pun mengeluh kepada orang tua. Sebab, dia tahu persis alasan kuat yang membuatnya terpaksa dikungkung di dalam rumah. "Saya tahu, mereka akan membunuh saya begitu saya ke luar rumah. Itulah alasannya," urai bocah penurut tersebut.

Berdasar keterangan yang berhasil dihimpun BBC, diketahui bahwa keluarga Nikolin terlibat dalam sebuah perseteruan antarklan. Kisahnya bermula dari pertikaian Kole Ndrepepa, ayah Nikolin, sekitar 30 tahun lalu, dengan tetangganya. Kole yang masih remaja berseteru dengan tetangga dan kemudian membunuhnya. Dia kemudian mendekam 15 tahun di penjara.

Meski sudah ''dibayar'' penjara, keluarga besar korban tetap tidak terima. Sesuai dengan tradisi kuno Albania yang disebut ''kanun'', keluarga korban berhak melakukan balas dendam. Tapi, mereka hanya boleh membalas pada laki-laki dewasa yang masih anggota keluarga atau kerabat Kole. "Setelah bebas, saya sudah berusaha berdamai dengan keluarga korban. Tapi gagal. Akibatnya, kami semua hidup dalam ketakutan karena keluarga saya utang darah," terang pria 50 tahun itu.

Rumah menjadi satu-satunya lokasi aman bagi Kole dan keluarganya. Sebab, kanun melarang dua keluarga yang bertikai memasuki properti masing-masing saat melancarkan aksi balas dendam. Meski secara resmi pemerintah sudah melarang praktik vendetta di Albania, masyarakat masih belum bisa lepas sepenuhnya dari kebiasaan itu. Terutama, mereka yang tinggal di kawasan utara.

BUKAN hanya kekayaan, kebencian pun ternyata bisa diwariskan. Inilah biang perkara yang membuat ratusan anak di Albania terpenjara di dalam rumah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News