Warning Indef Terkait Gagal Bayar Utang Amerika Serikat, Ada Apa?

Warning Indef Terkait Gagal Bayar Utang Amerika Serikat, Ada Apa?
Pemerintah dinilai memerlukan langkah antisipatif terkait dampak gagal bayar utang Amerika Serikat (AS). Foto: JPNN

"Impor dari AS ke Indonesia mengalami kenaikan sebesar 20,13 persen, yakni yang sebelumnya sebesar USD 1,12 miliar pada Januari hingga Februari 2022 lalu naik menjadi USD 1,35 miliar pada periode yang sama setahun setelahnya," bebernya,

Tauhid menambahkan dampak ekspor-impor AS juga terlihat pada kinerja sejumlah industri strategis, seperti elektrik, alas kaki, karet dan produk karet, furnitur, ikan, serta kayu dan produk kayu. Sedangkan kinerja industri-industri tersebut memiliki andil dalam memengaruhi perekonomian nasional.

Artinya, katanya, resesi di AS memungkinkan untuk memengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia secara general.

“Jadi, harus hati-hati. Bukan hanya soal utang, tapi ekonomi secara umum yang sudah menunjukkan peran signifikan AS ke kita,” ujar Tauhid.

Indef pun merekomendasikan pemerintah untuk mengurangi dependensi Indonesia terhadap perekonomian AS, misalnya dengan diversifikasi kerja sama perdagangan dan investasi.

Indef juga menyarankan agar Bank Indonesia (BI) dapat mempersiapkan langkah antisipasi sehingga bisa merespons secara cepat ketika AS gagal membayar utang.(antara/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:

Pemerintah dinilai memerlukan langkah antisipatif terkait dampak gagal bayar utang Amerika Serikat (AS).


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News