Wartawan Al Jazeera Tewas Tertembak, Legislator Sebut Israel Lakukan Kejahatan Perang

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid menyebut pasukan Israel melanggar Konvensi Jenewa 1949 yang mengatur tentang hukum Humaniter Internasional.
Eks wartawan stasiun televisi itu kemudian menyinggung Pasal 4 ayat A sub 4 Konvensi IV Jenewa 1949 dan Pasal 79 Protokol Tambahan I 1977.
Menurut Meutya, aturan tersebut menyebutkan bahwa wartawan adalah salah satu pihak yang harus dilindungi dalam sengketa bersenjata selayaknya warga sipil.
Hal diungkapkan Meutya menyikapi tertembaknya jurnalis senior Al Jazeera Shireen Abu Akleh di Kota Jenin, Tepi Barat, Palestina, Rabu (11/5) kemarin.
Akibat tertembak, Shireen tewas di tempat. Pihak Al Jazeera sendiri menyebut tentara Israel yang bertanggung jawab atas tertembaknya wartawan senior itu.
"Penembakan terhadap wartawan Shireen Abu Akleh oleh pasukan Israel termasuk dalam pelanggaran berat menurut Konvensi Jenewa 1949," kata Meutya dalam keterangan persnya, Kamis (12/5).
Legislator Fraksi Golkar itu bahkan menilai Israel sudah melakukan kejahatan perang setelah melanggar Konvensi Jenewa 1949.
"Masuk ke dalam kategori kejahatan perang," kata Meutya.
Meutya Hafid Israel sudah melakukan kejahatan perang setelah melanggar Konvensi Jenewa 1949.
- Uni Eropa Mendesak Israel Segera Cabut Blokade & Buka Akses Bantuan ke Gaza
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dukung Pernyataan Menlu Sugiono, Wakil Ketua MPR: ICJ Harus Hentikan Kejahatan Israel
- Irlandia Desak Israel segera Buka Blokade ke Gaza
- Jurnalis Masih Hadapi Kerentanan Kerja di Tengah Perayaan May Day 2025
- Perkenalkan Profil Perusahaan, PLN IP UBH Gelar Casual Meeting Bersama Wartawan