Waspada, Berjangkitnya Demam Berdarah di Musim Hujan

Waspada, Berjangkitnya Demam Berdarah di Musim Hujan
Nyamuk Aedes Aegepty penyebar demam berdarah. Foto: Health

jpnn.com - Pada musim hujan seperti saat ini, wabah penyakit demam berdarah dengue (DBD) tidak bisa dianggap sepele.

Pertumbuhan nyamuk Aedes aegypti memang semakin pesat pada musim hujan. Ini karena makin banyak genangan air selepas hujan. Genangan air merupakan tempat yang ideal bagi nyamuk Aedes aegypti.

Nyamuk ini memang menggigit siapa saja tanpa mengenal umur. Akan tetapi, anak-anak terutama balita memang paling rentan karena mereka tidak bisa menghindari dari gigitan nyamuk.

Demam berdarah momok di negara tropis

Menurut dr. Dyan Mega Inderawati dari KlikDokter, demam berdarah memang momok di negara tropis seperti Indonesia. Bahkan pada musim hujan 2016, yakni pada Januari sampai Februari, menurut data Kementerian Kesehatan RI, sebanyak 8.487 jiwa orang terjangkit penyakit mematikan ini (dengan angka kematian sebesar 108 jiwa).

Selain itu, terekam pula bahwa anak–anak adalah korban terbanyak dari penyakit ini. Sebanyak 43,44 persen kasus terjadi pada golongan usia 5–14 tahun. Adapun golongan usia 15–44 tahun memiliki frekuensi kasus sebesar 33,25 persen. Ini menandakan bahwa perkembangan penyakit ini sangat pesat saat musim hujan.

Ini bisa menjadi sinyal berbahaya bagi siapa saja, termasuk Anda dan keluarga.

Waspadalah jika Anda mulai merasa demam. Itu karena menurut dr. Theresia Rina Yunita dari KlikDokter, demam adalah gejala utama DBD. Demam biasanya mendadak tinggi selama 2-7 hari yang disertai gejala penyerta, berupa:

Nyamuk ini memang menggigit siapa saja tanpa mengenal umur. Akan tetapi, anak-anak terutama balita memang paling rentan karena mereka tidak bisa menghindari.

Sumber klikdokter

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News