Waspada ISIS, Cermatlah Menyumbang ke Syria

Waspada ISIS, Cermatlah Menyumbang ke Syria
ISIS. Foto: AFP

Ia menilai, Indonesia seharusnya lebih fokus untuk mendorong dilakukan gencatan senjata agar perdamaian terjadi di Syria. Bukan sibuk menggalang dana karena itu lebih penting untuk masa depan Syria.

Buat apa memberikan bantuan dana, sementara perang tetap berkobar. Luthfi meyakini keadaan di Syria ini tidak akan selesai dalam kurun 10-50 tahun ke depan.

Sementara itu, staf pengajar Hubungan Internasional, Fisipol dan Kajian Timur Tengah Universitas Gajah Mada (UGM) Siti Mutiah Setiawati memperkuat hal tersebut. Ia mengatakan bahwa sebaiknya masyarakat dan  pemeritah mencermati gerakan #SaveAleppo tersebut.

“Kalau kita lihat itu adalah gerakan solidaritas untuk konflik di Syria. Penyumbang pasti berpikir bagaimana dapat membantu korban. Tapi kita harus sadar bahwa satu gerakan tak lepas dari kepentingan tertentu,” kata Siti Mutiah.

Menurutnya, masyarakat harus cermat karena konteks konflik di Aleppo adalah beberapa  kelompok oposisi yang bertikai dengan pemerintah. Dan mereka punya simpatisan di Indonesia. Simpatisan inilah ditengarai meminta sumbangan kepada masyarakat Indonesia.

“Jadi jangan sampai dana-dana yang terkumpul, malah akan menambah konflik di Syria, semisal membeli senjata illegal. Padahal pemberi dana hanya berpikir berdasar Ukhuwah Islamiyah, bagaimana menolong korban dan tidak terpikir soal pelibatan konflik Syria,” katanya.

Bila dicermati lebih jauh, penggalangan dana di Indonesia sebenarnya sudah diatur dalam Undang-Undang (UU).

“Yang perlu kita lihat dari #Save Aleppo ini adalah kejelasan pengumpulkan dana masyarakat ini dapat berapa, untuk siapa, dan digunakan untuk apa. Jadi akuntabilitasnya jelas. Bukan malah dipakai untuk memperkeruh konflik di sana,” katanya. (jos/jpnn)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News