Waspada, Pengedar Uang Palsu Beraksi di Pagi Buta

Waspada, Pengedar Uang Palsu Beraksi di Pagi Buta
Foto: Temanggung Ekspres/JPG

Mulanya sang pembeli mencoba membeli barang dagangan Marwiyah dengan mengunakan uang palsu pecahan Rp 100 ribu. Ternyata Marwiyah tak punya uang kembalian.

“Saya sudah ada firasat jelek. Jadi saya bilang saja kalau tidak ada kembalian,” ungkapnya.

Budiyanti (38) salah satu pedagang bawang merah menuturkan, dirinya juga menjadi korban peredaran upal. Menurutnya peredaran upal ini sangat merugikan dan membuat pedagang semakin resah.

“Kami ini hanya pedagang kecil, untungnya juga kecil. Kalau mendapatkan upal seperti ini siapa yang mau menggantinya,” katanya.

Peredaran upal ternyata juga terjadi di Pasar Pagi Kranggan. Menurut salah satu pedagang, Wahyudi, sudah dua pekan terakhir ini upal beredar di Pasar Kranggan. “Kebanyakan pecahan Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu,” katanya.

Sama halnya yang terjadi di Pasar Kliwon, pengedar uang palsu biasanya beraksi saat pagi masih gelap. Dengan demikian sebagian besar pedagang tidak bisa mengenali uang dengan baik.

“Kebanyakan pedagang baru mengenali uang setelah pukul 06.00 WIB lebih. Pedagang baru sadar kalau sebagian dari uang yang didapatnya adalah upal,” tuturnya.

Karenanya ia berharap agar aparat keamanan segera memberantas peredaran upal yang sudah meresahkan para pedagang kecil itu. “Masyarakat sudah semakin resah dengan peredarannya yang semakin meluas,” katanya.(set/jpg/ara/jpnn)



Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News