Waspada Politik Adu Domba Berbungkus SARA

Waspada Politik Adu Domba Berbungkus SARA
Pengungsi Rohingya tiba di Bangladesh. Foto: Reuters

jpnn.com, JAKARTA - Masyarakat diminta waspada terhadap upaya oknum yang ingin mengadu domba menggunakan isu negatif, terutama suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

“Tidak hanya peristiwa di dalam negeri seperti Pilkada DKI Jakarta beberapa waktu lalu. sekarang pun kasus kemanusiaan di Myanmar juga ‘digoreng’ dengan membenturkan agama Islam dan Budha. Upaya-upaya ini harus diwaspadai karena isu SARA itu sangat rentan di masyarakat kita,” papar pengamat intelijen Marsda Purn Prayitno Ramelan di Jakarta, Rabu (13/9).

Menurut Pray, panggilan karib Prayitno, peristiwa di Myanmar sebenarnya bukan konflik agama.

Tragedi itu merupakan konflik kemanusiaan yang dilandasi politik, ekonomi, serta sistem demokrasi yang belum berjalan.

Karena itu, sangat tidak relevan bila kasus itu justru digunakan kelompok-kelompok tertentu untuk mengganggu stabilitas keamanan di dalam negeri.

Dia menambahkan, apa yang terjadi di Indonesia merupakan imbas dari peristiwa 411, 211, dan pilkada DKI Jakarta, di mana kelompok Islam dianggap menang sehingga mereka terus membutuhkan momentum.

“Kebetulan kasus Rohingya itu ada benturan antara agama Islam dan Budha, sehingga faktanya isu kemanusiaan tapi digeser menjadi isu agama. Tujuannya untuk solidaritas menggerakkan massa. Apalagi, ini solidaritas Islam. Pasti ribuan orang yang turun seperti kasus Al Maidah,” tegas Pray.

Pray mengajak masyarakat mencermati kondisi yang terjadi akhir-akhir ini dengan pikiran jernih.

Masyarakat diminta waspada terhadap upaya oknum yang ingin mengadu domba menggunakan isu negatif, terutama suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News