Waspada! Virus Marburg Belum Ada Obatnya, Pahami Gejala dan Cara Mencegahnya

Waspada! Virus Marburg Belum Ada Obatnya, Pahami Gejala dan Cara Mencegahnya
Ilustrasi virus. Foto: Pixabay

Seiring dengan semakin parahnya penyakit, banyak organ yang terganggu termasuk pankreas, hati, dan ginjal.

Pada kondisi yang semakin kritis, dapat terjadi kejang, dehidrasi berat, gangguan metabolisme yang berat, kegagalan fungsi berbagai organ, koma, dan syok.

Dalam kasus yang fatal, kematian umumnya terjadi antara 8 dan 9 hari setelah timbulnya gejala, biasanya didahului oleh kehilangan darah yang parah dan syok.

Dokter Johan menekankan bahwa virus Marburg dapat menular melalui cairan tubuh hewan atau manusia yang terinfeksi, seperti darah, air liur, keringat, urin, dan feses. Virus Marburg juga dapat menular melalui kontak tidak langsung dengan benda yang terkontaminasi, dan virus mampu bertahan selama empat hingga lima hari pada benda tersebut.

“Pada ibu hamil yang terinfeksi, virus Marburg dapat ditemukan di air ketuban atau plasenta, dan bahkan dapat ditemukan di air susu ibu (ASI) setelah ia sembuh. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan untuk tidak menyusui demi mencegah penularan virus ke anak,” jelas dr. Johan.

Beberapa tindakan pencegahan dapat dilakukan, di antaranya menjaga kesehatan tubuh dengan pola makan bergizi, minum air yang cukup, istirahat yang cukup, dan olahraga teratur.

Kemudian, menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar juga sangat penting, seperti rajin mencuci tangan.

Selain itu, menghindari paparan virus melalui kontak dengan manusia, hewan, atau benda yang terkontaminasi, terutama yang berasal dari negara dengan kasus virus Marburg.

PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) mengajak masyarakat untuk semakin sadar tentang penyakit virus Marburg, yang saat ini tengah banyak diperbincangkan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News