Waswas Standar Seleksi PPPK 2021 Lebih Tinggi, Titi Bingung dengan Nasib Honorer K2

Waswas Standar Seleksi PPPK 2021 Lebih Tinggi, Titi Bingung dengan Nasib Honorer K2
Ketua Umum Perkumpulan Honorer K2 Indonesia (PHK21) Titi Purwaningsih. Foto: arsip jpnn.com/Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Ketum Perkumpulan Honorer K2 Indonesia (PHK2I) Titi Purwaningsih mengungkapkan kegundahannya karena seleksi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) tahun depan dibuka untuk umum.

Dengan begitu, semua yang berstatus guru honorer K2, nonkategori, guru swasta, dan lulusan pendidikan profesi guru (PPG), dengan kisaran 20-59 tahun punya kesempatan sama.

Tidak ada formasi khusus untuk guru honorer K2 seperti pada rekrutmen PPPK 2019.

"Saya bingung memikirkan nasib kawan-kawan. Bukannya meragukan kemampuan mereka tetapi dari hasil rapat koordinasi dan bimbingan teknis pengadaan rekrutmen guru PPPK 2021, seleksinya ketat. Passing grade-nya akan lebih tinggi dibandingkan 2019," keluh Titi kepada JPNN.com, Rabu (16/12).

Pemerintah, lanjutnya, tidak mau menurunkan standar mutunya. Walaupun kuota yang disiapkan sejuta guru, tetapi hanya yang lulus seleksi saja bisa mengisi formasinya. 

Titi juga waswas, bila dalam tiga kali kesempatan, honorer K2 tidak bisa lulus tes PPPK, statusnya makin kabur.  Sebab, pusat akan mengembalikannya ke daerah.

"Presiden Jokowi dan Mendikbud Nadiem Makarim sudah nyata-nyata mengungkapkan PPPK menjadi solusi bagi honorer K2 usia 35 tahun ke atas yang ingin menjadi aparatur sipil negara (ASN). Makanya pemerintah menyiapkan kuota satu juta dan semua guru honorer bisa bersaing," tuturnya.

Walaupun kesempatan besar, Titi tetap khawatir kalau guru-guru honorer K2 tua down ketika bersaing dengan fresh graduate. Apalagi standar kelulusannya cukup tinggi sehingga semakin sulit untuk mencapainya.

Ketum PHK2I Titi Purwaningsih gundah karena standar seleksi PPPK 2021 makin tinggi sehingga peluang bagi k2 untuk lulus makin kecil.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News