Wayang

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Wayang
Ilustrasi. Foto: Zeynita Gibbons/Antara

Namun, trik Machiavelli untuk mencapai kekuasaan dengan berbagai cara "the end justifies the mean" dipakai semua dalam Baratayuda, baik oleh Kurawa maupun Pandawa.

Chief strategist, ahli strategi utama Pandawa adalah Prabu Kresna, raja Dwarawati sekutu utama Pandawa.

Kresna adalah manusia setengah dewa karena dia titisan langsung seorang dewa. Kresna menjadi penasihat politik sekaligus pembisik paling dipercaya oleh kelima Pandawa.

Kresna seorang politisi yang pragmatis. Ia ahli strategi dan jago motivasi. Nasihat dan analisis politiknya selalu didengar dan dijalankan oleh Pandawa.

Kresna menjadi motivator yang jempolan bagi Puntadewa yang selalu ragu-ragu dalam mengambil keputusan strategis.

Dalam sebuah babak pertempuran Baratayuda yang sangat menentukan, terjadi perang tanding head to head antara Arjuna, senapati tertinggi Pandawa, melawani Adipati Karna, panglima tertinggi Kurawa.

Adipati Karna mempunyai kesaktian hebat dan punya senjata sakti yang mematikan. Kalau Adipati Karna turun ke palagan sudah hampir pasti pasukan Pandawa hancur.

Prabu Kresna memutar otak semalam suntuk. Akhirnya diputuskan bahwa Pandawa harus diwakili oleh Arjuna dalam pertempuran esok hari, karena hanya Arjuna yang punya kesaktian sebanding dengan Adipati Karna.

Pasopati yang menjadi andalan Arjuna membelah dada Karna. Arjuna menangis. Karna mati dengan tersenyum.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News