Wildlife Witness, Aplikasi Ponsel Ajak Turis Laporkan Perdagangan Satwa Liar

Wildlife Witness, Aplikasi Ponsel Ajak Turis Laporkan Perdagangan Satwa Liar
Wildlife Witness, Aplikasi Ponsel Ajak Turis Laporkan Perdagangan Satwa Liar

Dr Chris menerangkan, "Tapi perdagangan satwa liar tak pernah menjadi sorotan seperti dalam beberapa tahun terakhir. Para pemimpin global berbicara dan bekerja sama untuk melakukan sesuatu tentang hal itu. Jadi semuanya bergerak ke arah yang benar. Hanya saja kami tak bergerak cukup cepat."

Direktur Kebun Binatang Taronga, Cameron Kerr, mengatakan, beberapa hewan Australia, seperti echidna, begitu berharga untuk para pedagang satwa liar, yang menjualnya kepada orang-orang yang mencari hewan peliharaan eksotis.

"Burung-burung indah yang kami miliki, echidna dan reptil, yang begitu istimewa, berada dalam ancaman juga. Apa yang tak kami sadari adalah betapa banyak satwa liar yang indah ini berakhir di perdagangan ilegal di Asia Tenggara," kemukanya.

Lonjakan perdagangan satwa liar ilegal yang tak terduga

Setiap hari, rata-rata 96 gajah dan tiga badak dibunuh karena bagian tubuh mereka diburu - dan sejumlah pasar serta toko-toko di seluruh Asia Tenggara adalah hotspot untuk perdagangan satwa liar.

Gajah Asia di Kebun Binatang Taronga yang bernama Gung adalah salah satu yang beruntung.

"Perdagangan gading global, sekarang, memusnahkan gajah di hampir semua negara, dan setiap tahun itu bernilai jutaan dolar," kata Dr Chris.

Ia menerangkan, "Sebagian besar gading ditemukan di Asia Tenggara di mana barang ini dijual, sebagian besar, untuk wisatawan. Sebagian besarnya hanyalah sampah turis, diukir menjadi sumpit, gelang dan souvenir kecil. Berpikir bahwa gajah meregang nyawa sehingga wisatawan bisa pergi dengan liontin, itu benar-benar tragis."

Sebuah aplikasi buatan Australia yang digunakan untuk melaporkan dan menindak perdagangan satwa liar tengah membantu pemerintah melawan lonjakan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News