Wisata Panti Asuhan Dikhawatirkan Jadi Selubung Child Trafficking

Wisata panti asuhan dipasarkan sebagai cara jalan-jalan sembari beramal ke masyarakat yang mereka kunjungi. Ribuan warga Australia melakukan hal itu setiap tahun.
Namun menurut kelompok advokasi ReThink Orphanages, perawatan anak-anak di panti asuhan justru membahayakan perkembangan mereka. Para voluntir yang tinggal sementara di panti asuhan itu justru menambah masalah.
Menurut Koordinator ReThink Orphanages Leigh Mathews, sekitar 90 persen anak-anak di panti asuhan di berbagai negara sebenarnya memiliki anggota keluarga yang masih hidup.
"Kebanyakan anak di panti asuhan tidak perlu berada di sana. Kita juga tahu bahwa anak-anak dirusak karena tumbuh di panti asuhan," katanya.
Projects Abroad menjadi perusahaan kedua yang memutuskan berhenti dari industri wisata panti asuhan dalam beberapa bulan terakhir, menyusul pengumuman World Challenge pada bulan September.
Menurut Leigh Mathews, ada momentum dalam industri pariwisata untuk mengubah diri.
"Saya kita dengan adanya satu perusahaan yang memulai akan membuat perusahaan lain menyadarai hal ini mungkin dilakukan, dan tidak terlalu sulit," katanya.
"Jalannya masih panjang. Masih banyak perusahaan lain yang menawarkan wisata seperti ini. Banyak dari mereka belum siap memulai prosesnya, dan ada pula yang memang tidak mau," tambahnya.
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas