WN Inggris dan AS Dilarang ke Singapura

WN Inggris dan AS Dilarang ke Singapura
Nyamuk penyebar virus Zika. Foto: JPG/Metrojambi

SINGAPURA –Virus zika masih menghantui Singapura.  Jumlah penularan virus ini meningkat. Kemarin (31/8) tercatat ada 82 orang yang tertular virus tersebut. Kian banyaknya penderita Zika itu membuat daftar negara yang menerapkan travel warning ke Singapura bertambah.

Inggris dan Amerika Serikat (AS) mengikuti jejak Taiwan, Australia, dan Korea Selatan (Korsel) yang mengeluarkan travel warning lebih dulu. Kementerian Kesehatan Singapura mememinta perempuan-perempuan yang tengah hamil waspada. Mereka diminta memerhatikan tanda-tanda tertular virus Zika seperti mengalami demam, ruam, mata merah, serta sakit pada persendian.

Jika mengalami tanda-tanda itu maka mereka harus melakukan tes untuk memastikan apakah hanya sakit biasa atau tertular Zika. Perempuan hamil yang suaminya positif tertular Zika juga harus menjalani tes serupa.

''Kami menyarankan pada perempuan hamil untuk melakukan tindakan pencegahan seketat-ketatnya terhadap gigitan nyamuk dan mencari pertolongan medis secepatnya jika mereka memiliki tanda-tanda (tertular Zika, Red),'' ujar pihak kementerian.

Virus Zika memang paling berbahaya kepada perempuan hamil. Sebab, bayi yang dilahirkan bisa mengalami mikrosefalus. Bukan hanya itu, penelitian terbaru menunjukkan bahwa enam persen bayi yang mengalami mikrosefalus karena Zika juga tuli.

Selain itu, Zika bisa mengakibatkan kelainan otak, masalah penglihatan, dan cacat persendian kepada bayi. Khusus cacat persendian juga bisa terjadi kepada orang dewasa yang tertular Zika.

Pengasapan dan berbagai tindak pencegahan seperti menghilangkan genangan-genangan air terus dila­kukan. Bukan hanya di Aljunied Crescent dan Sims Drive sebagai titik awal penyebaran, melainkan juga wilayah-wilayah sekitarnya. (AFP/Reuters/Medical Daily/sha/c19/any/flo/jpnn)

 


SINGAPURA –Virus zika masih menghantui Singapura.  Jumlah penularan virus ini meningkat. Kemarin (31/8) tercatat ada 82 orang yang tertular


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News