World Hijab Day: Ketika Non-Muslim Diajak Berjilbab Sehari

World Hijab Day: Ketika Non-Muslim Diajak Berjilbab Sehari
World Hijab Day

Kemarin Lloyd menggelar ladies' lunch untuk memperingati WHD. Acara itu diselenggarakan di salah satu hotel mewah di Kota Doha. Di AS, acara tahunan tersebut selalu mengundang perhatian.

Sejumlah kampus menggelar tutorial memakai jilbab. Salah satunya adalah University of Southern Mississippi. Acara yang dipandu para pengurus Muslim Student Association (MSA) itu ramai peminat.

”Di kawasan yang mayoritas Nasrani seperti di sini, jilbab identik dengan pemaksaan. Sebagian besar masyarakat mengira seluruh muslimah tidak punya pilihan, selain berjilbab,” kata Ketua MSA Sumar Beauti.

Kemarin dia berusaha mengubah stigma tersebut. Dia bahkan mengatakan bahwa jilbab atau penutup kepala tidak eksklusif milik muslimah. Dalam agama Katolik pun, para suster memakai penutup kepala.

Bersama dengan timnya, Beauti mengajari mahasiswi-mahasiswi nonmuslim yang datang ke acaranya cara memakai jilbab. Katarina Christensen salah satunya.

”Saya selalu penasaran bagaimana rasanya memakai jilbab. Sekarang saya akhirnya tahu. Pengalaman baru bagi saya,” katanya dengan nada girang.

Selain menyelenggarakan acara-acara yang bersifat fun, Khan juga memanfaatkan WHD untuk mengkritik kebijakan antimuslimah di tempat kerja.

Bersama pemerintah dan beberapa organisasi masyarakat, WHD meluncurkan program Corporate Anti-Islamophobia Program (CAIP). Tujuannya, mengikis diskriminasi terhadap perempuan berjilbab di tempat kerja. ”Trennya kian meningkat dan saya sangat khawatir,” ucapnya. (hep/c11/pri)


Karena itu, dia mencetuskan World Hijab Day (WHD) pada 2013. Pada hari itu, dia mengajak semua perempuan memakai jilbab


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News