Yaman Sekarat, Slang Infusnya Disumbat Arab Saudi

Yaman Sekarat, Slang Infusnya Disumbat Arab Saudi
Kamp penampungan korban perang di Provinsi Hajjah, Yaman. Foto: The New YorkTimes

jpnn.com, SANAA - Entah apa pertimbangan Arab Saudi tak menghiraukan PBB dan lebih dari 20 organisasi internasional yang meminta isolasi terhadap Yaman dicabut. Jika akses-akses di perbatasan tidak segera dibuka, Saudi hanya akan membuat jutaan warga sipil Yaman mati kelaparan.

Sebab, saat ini, sebanyak dua per tiga dari total sekitar 26 juta penduduk Yaman sangat bergantung pada bantuan asing.

”Jika bisa saya gambarkan sebagai orang, Yaman ini adalah orang yang sakit parah, kondisinya lemah, serta mendapatkan asupan makanan lewat slang dan infus. Maka, satu-satunya cara untuk membuat orang tersebut tetap hidup adalah dengan terus memberikan asupan makanan lewat slang dan infus,” papar Robert Mardini, direktur regional Timur Tengah dan sekitarnya, pada Palang Merah Internasional (ICRC) kemarin, Kamis (9/11).

Isolasi Saudi, lanjut Mardini, ibarat sumbatan pada slang dan infus untuk Yaman. Andai sumbatan itu tidak segera dicabut, Yaman jelas akan mati.

Tiga organisasi internasional yang ada di Yaman menyatakan bahwa cadangan makanan hanya cukup untuk enam pekan. Sedangkan vaksin untuk mencegah berbagai penyakit di Yaman akan habis bulan depan.

Kemarin, CARE, Save the Childern, dan Islamic Relief kembali mendesak pemerintah Saudi segera membuka kembali pelabuhan dan bandara di Yaman.

Sejak Riyadh menutup akses udara, laut, dan darat di perbatasan Saudi–Yaman, warga terpaksa bertahan dalam kondisi yang memprihatinkan.

”Kelaparan dan kematian mengancam mereka setiap saat,” ujar Mark Lowcock, kepala misi kemanusiaan PBB di Yaman.

Kebijakan Arab Saudi mengisolasi Yaman membuat jutaan warga sipil terancam mati kelaparan

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News