Yang Mengusulkan Merah Putih Menjadi Simbol Indonesia Seorang Jurnalis, Ini Kisahnya

Yang Mengusulkan Merah Putih Menjadi Simbol Indonesia Seorang Jurnalis, Ini Kisahnya
Ahmad Subardjo (kanan) bersama Bung Karno dan Bung Hatta. Foto: Arsip Nasional Belanda.

Tahun 1937-1939, dia menetap di Bandung. Di kota kembang ini dia aktif menjadi jurnalis Kritiek & Opbouw, majalah Belanda yang terbit di Bandung. 

Tahun 1939 Subardjo pindah ke Jakarta dan menjadi wartawan majalah mingguan Nationale Commentaren, pimpinan Dr. GJS Ratulangie hingga 1942. 

Pada masa pendudukan Jepang (1942-1945), Subardjo bekerja di Kaigun Bukanfu, kantor penghubung Angkatan Laut Jepang, pimpinan Laksamana Muda Tadashi Maeda sebagai Kepala Biro Riset. 

Sebagaimana diketahui, naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia dirumuskan di rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda. Dan ini semua Subardjo yang baku atur.

Asrama Indonesia Merdeka 

Di kantor Laksamana Maeda, Subardjo turut serta mendirikan sekolah Asrama Indonesia Merdeka.

"Nama Indonesia Merdeka untuk sekolah asrama ini, diambil Subardjo dari nama koran yang pernah diterbitkan Perhimpunan Indonesia (PI) di Belanda," tulis buku Jejak Intel Jepang.   

Kegiatan belajar mengajar di sekolah yang beralamat di Jalan Defencielinie van den Bosch (kini Jalan Bungur Besar No. 56, Senen, Jakarta Pusat) mulai dihelat bulan Oktober 1944. 

YANG tak boleh dilupakan sejarah! Orang yang mengusulkan merah putih menjadi simbol bangsa Indonesia itu seorang jurnalis. Namanya Ahmad Subardjo.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News