Yang Meningkat Indeks Frustasi

Yang Meningkat Indeks Frustasi
Yang Meningkat Indeks Frustasi
SOLO - Momentum Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDIP ke IV di Solo Jawa Tengah benar-benar dimanfaatkan kubu Megawati untuk menguliti pemerintahan SBY dengan kritik-kritik pedasnya. Setelah menuding SBY sedang mempermainkan rakyat dengan politik yoyo, kini giliran Mega Institute membeberkan sejumlah data yang pada intinya membantah keberhasilan SBY seperti yang  terdapat pada iklan politik yang ditayangkan sejumlah televisi dalam beberapa pekan terakhir.

Menurut Hendrawan Supratikno, dari Dewan Pakar Megawati Institute menilai indeks frustasi masyarakat Indonesia selama pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Yusuf Kalla, terus meningkat."Indeks frustasi masyarakat terdiri dari indeks kesengsaraan dan kelangkaan," kata Hendrawan Supratikno di Solo, Rabu (28/1)

Menurutnya. indeks kesengsaraan rakyat Indonesia meningkat dari 15 persen pada tahun 2004 menjadi 19 persen pada tahun 2008. Sementara pemerintah terlalu sibuk tebar pesona, mengiklankan diri bahwa berbagai kemajuan dibidang ekonomi telah berhasil dicapai. ''Kalau betul pemerintahan ini sarat dengan prestasi, seharusnya mereka tidak perlu iklan,'' Hendrawan menegaskan.

Pada kesempatan itu, Mega Institute membantah semua prestasi yang diklaim SBY seperti yang ditayangkan iklan-iklan politiknya. Menurut Mereka, apa yang ada pada iklan SBY bagus, ketika diteliti secara benar justru sebaliknya. ''Mereka bilang 2008 tercapai swa sembada beras. Ini tidak benar. Karena sejujurnya, tidak tercapai swa sembada justru sebaliknya Indonesia masih impor 28,8 juta kg per bulannya.''

SOLO - Momentum Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDIP ke IV di Solo Jawa Tengah benar-benar dimanfaatkan kubu Megawati untuk menguliti pemerintahan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News