Yang Ngaku Antimainstream Baca Ini! Rururadio, Radio Nirkabel Berbasis Komunitas

Yang Ngaku Antimainstream Baca Ini! Rururadio, Radio Nirkabel Berbasis Komunitas
PENDENGAR TERBATAS: Narpati Awangga dan Arie Dagienkz di depan Studio Rururadio, radio komunitas, di Jakarta. (Dhimas Ginanjar/Jawa Pos)

Untuk menjaga hubungan intim dengan pendengarnya, berbagai program diadakan. Mereka juga melayani komunikasi dengan pendengar via Skype atau video call Line.

’’Pendengar Rururadio punya panggilan khusus skoy. Saya lupa bagaimana sapaan itu bisa muncul. Kayaknya spontanitas,’’ papar Arie yang ikut membidani radio komunitas tersebut lima tahun lalu.

Seperti namanya yang nge-slank, para penyiar Rururadio pun dikenal kocak-kocak dan asyik. Selain Arie, ada Gilang Gombloh, Adjis Doaibu, dan Popo. Kadang juga didatangkan penyiar tamu seperti Vincent Club 80’s atau Vincent Rompies serta vokalis band The Upstairs, Jimi Multhazam.

Di antara program-program acara Rururadio, acara karaoke bareng artis termasuk paling heboh. Di acara itu, para personel band-band indie ibu kota diundang ke studio Rururadio untuk diminta berkaraoke lagu-lagu milik orang lain. Lantaran mereka tidak biasa menyanyikan lagu itu, muncul kelucuan-kelucuan.

’’Kalau dia vokalis, kita minta nyanyi lagu pop. Kalau penyanyi rock, kita suruh dia karaoke lagu dangdut. Pokoknya kita acak-acak mereka di Rururadio. Biasanya mereka justru suka dengan gaya begitu dan minta diundang lagi ke sini,” tutur Arie, lalu tertawa.

Saking banyaknya penggemar, program karaoke artis itu, kata Arie, sudah ditawar salah satu stasiun radio terkenal ibu kota untuk di-take over. Namun, Arie dan pihak Rururadio menolak meski angka yang disodorkan cukup tinggi.

Waktu prime time Rururadio pukul 19.00 sampai 00.00. Pernah ada tamu dadakan seperti Band Mocca, siaran Rururadio pun berlanjut sampai dini hari, pukul 02.00. Padahal, pukul 09.00 radio harus siaran lagi.

Menurut Direktur Rururadio Narpati Awangga atau yang lebih akrab disapa Oomleo, Rururadio berusaha mengembalikan keintiman radio dan pendengarnya dengan program off air. Di antaranya dengan Radio of Rock. Mereka band-band indie Jakarta yang manggung di satu lokasi yang tak terduga. Konsep panggungnya pun sederhana. Hanya ada alat band dengan amplifier yang suaranya tak seberapa mengentak. Lantas, publikasi yang dilakukan hanya lewat Twitter atau info getok tular. Bagi yang tak bisa datang langsung, Rururadio pun menyiarkan secara streaming.

Berangkat dari kegiatan iseng siaran di sela menjaga Ruru Shop, aktivitas cuap-cuap di depan laptop itu berkembang serius lima tahun kemudian. Sebagai

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News