Yang Penting Sama-sama Senang

Yang Penting Sama-sama Senang
Yang Penting Sama-sama Senang

Kesan pertama, memang tiga pemandu lagu itu tak menggoda, apalagi mengumbar aurat. Namun dijanjikan keesokan harinya, tiga wanita itu mulai berani. Cara menggodanya tak sembarangan, hanya lewat lagu. Lagu yang dipilihnya pun yang terkesan merayu.‘’Aku sedang ingin bercinta karena mungkin ada kamu disini. Ku ingin…,’’ nyanyinya berkali-kali mengikuti teks lagu. Dan malam itu, rupanya wanita tinggi semampai ini sedang ingin bercinta. Dia mulai berani membuka jaketnya. Tapi dia masih jaga imej.

Kami mencoba menanggapi godaan Melati. ‘’Maaf, aku bukan cewek gampangan,’’ kilahnya. Melati mengatakan, banyak temannya yang gampang diajak check in. Tapi untuk mengajak check in, tidak boleh dilakukan secara terbuka. Itu pun harus dengan cara yang santun. Dari situ baru Melati buka kartu. Ia mengakui, PL di karakoke ini pada umumnya bisa diajak check in. Soal Tarif, "bisa dinegolah.....," kata Melati lagi-lagi dengan mimik menggoda. Ia menyebut angka antara Rp 300 ribu hingga Rp 400 ribu. "Nggak mahal kok untuk short time. Kita kan bukan cewek panggilan, " ujar Melati. Toh begit, Melati mengaku bisa membawanya gratis kalau dirinya memang menemukan lelaki yang disukainya. "Kalau kita suka, bisa gratis... yang penting kan sama-sama Happy.... " ujar Melati.

Eva - bukan nama sebenarnya - teman Melati membenarkan. "Ya, sesekali menghilangkan stress lah," kata Eva. Sehari-hari Eva bekerja sebagai SPG minuman berenergi. Ia mengaku mengambil kerja sampingan sebagai PL karena penghasilannya sebagai SPG belum mencukupi. "Dari SPG sebulan paling-paling saya dapat Rp 800 ribu. Uang itu lansung habis untuk bayar kontrakan, transport. Hidup sehari-hari baru terbayara seperempat bulannya. Selebihnya saya ya harus bekerja seperti ini," kata Eva. Eva terang-terangan mengaku  kalau dirinya juga Bispak (bisa dipakai red).

"Zaman sekarang mana ada orang yang tidak mau uang dengan cara gampang. Kalau pejabat bisa korupsi. Kalau kita-kita ini, ya paling bisanya hanya keberanian buka aurat saja," kata Eva sembari cengingisan. Dari perangai, Eva bukan wanita pas-pasan. Badannya tinggi semampai, parasnya ayu, bola matanya yang bulan dan hitam sering menghujam lirikan maut kepada lelaki yang menjadi sasarannya. "Kalau kepada kami-kami ini, jangan tanyakan apakan seks itu nikmat atau tidak.Karena bagi kami, yang nikmat itu uangnya... kami sengsara karena sering tidak punya uang," ujar Eva.

Meskipun Satpol PP Kota Tasikmalaya kerap merazia, perbuatan maksiat masih saja menjamur. Ibarat jenggot, setelah dicukur cepat tumbuh kembali. Itulah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News