Yani KAMI: Aksi Buruh dan Mahasiswa Digembosi, ada yang Menyabotase, Katanya Bertato
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Badan Pekerja Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Ahmad Yani menyayangkan terjadinya bentrok antara aparat keamanan dengan demonstran saat aksi tolak omnibus Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja (RUU Ciptaker) pada 8 Oktober 2020.
"Dan kami memandang bahwa ada aktor-aktor di balik itu yang memang ingin merusak cita-cita ideal baik mahasiswa, buruh dan lain sebagainya, sehingga terjadi tindak kriminalisasi, perusakan," ucap Yani saat berbincang dengan jpnn.com, Minggu malam (11/10).
KAMI menyayangkan karena perusakan dilakukan terhadap sarana dan prasarana publik, seperti halte bus Transjakarta di kawasan Bundaran HI dan fasilitas umum tempat lainnya.
"Karena itu KAMI meminta kepada polisi untuk mengusut tuntas siapa dalang di balik ini," pinta mantan anggota Komisi III DPR itu.
Yani bahkan menantang Menko Perekonomian Airlangga Hartarto membuka siapa orang yang dia maksud mendalangi kerusuhan pada aksi 8 Oktober.
"Tidak cukup bahwa Pak Menteri Airlangga mengatakan ada orang (yang mendalangi), ungkap dong. Jangan hanya membuat spekulasi dan membuat hoaks. Kalau tidak mengungkap itu, namanya membuat hoaks baru itu," tutur Yani.
Dia menegaskan bahwa KAMI mengharapkan aksi-aksi yang dilakukan buruh, mahasiswa, pelajar dan berbagai elemen bangsa lainnya tidak diwarnai aksi melanggar hukum.
"Kami yakin kalau ada yang melakukan perusakan, tindakan kriminal, pasti ingin menyabotase aksi yang bersifat mulia itu," tegas Yani.
Ketua Badan Pekerja KAMI Ahmad Yani juga menyebut nama Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.
- Mewakili Jokowi di Asia Business Councils, Airlangga: Inflasi Tetap Terkendali
- Airlangga Sampaikan Seruan Presiden Agar Iran-Israel Menahan Diri
- Habib Rizieq Siap Lindungi Aksi Mahasiswa dari Gangguan Preman
- Menko Airlangga Dorong Efisiensi Biaya Logistik Nasional & Peningkatan Produktivitas
- Eks Aktivis ‘98 Ajak Mahasiswa Aksi Bersama Melawan Jokowi
- Pemerintah Indonesia Bakal Impor 3 Juta Ton Beras Tahun Ini